Mamuju (ANTARA News) - Sejumlah mahasiswa yang mengatasnamakan Koalisi Rakyat Menggugat Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), dalam aksi protes tambang mangan berakhir bentrok dengan polisi dan mengakibatkan delapan terluka.

Puluhan mahasiswa mendatangi Polres Mamuju yang terletak di jalan KS Tubun, Sabtu malam, mendesak agar laporan masyarakat penolakan tambang mangan di Kecamatan Bonehau segera ditindaklanjuti penegak hukum.

Saat demonstran melakukan negosiasi dengan Kabag Operasi Komisaris Polisi (Kompol) Helda Prayetno, tiba-tiba dari kerumunan massa terjadi aksi kejar-kejaran antara petugas pengamanan dengan para mahasiswa.

Akibatnya, sedikitnya delapan mahasiswa mengalami luka-luka karena terkena benturan benda keras saat bentrokan terjadi.

Koordinator Lapangan (Koorlap) Koalisi Rakyat Menggugat Muhaimin Faisal yang dikonfirmasi mengatakan, delapan mahasiswa mengalami luka memar akibat dipukul aparat saat bentrokan terjadi di depan Polres.

Ia tidak menduga jika berakhir bentrok karena dirinya sedang melakukan langkah persuasif dan mempertanyakan perkembangan laporan masyarakat tentang tambang mangan yang diduga ilegal tetapi masih tetap beroperasi.

"Saat kami melakukan negosiasi, tiba-tiba dari arah kerumunan terjadi aksi saling kejar antara anggota Polres dengan mahasiswa," katanya.

Muhamin menyesalkan bentrokan tersebut, karena semestinya aparat kepolisian harus melindungi mahasiswa, tetapi justru berbalik menjadi musuh demonstran.

"Saat ini delapan mahasiswa korban pemukulan sedang dimintai keterangan di reskrim Polres Mamuju. Kemungkinan visum tidak dapat dilakukan malam ini. Visumnya baru dilakukan besok pagi," katanya.

Waka Polres Kompol H Risman Sani, S.Ag mengatakan, dirinya tidak tahu persis kronoligis terjadinya bentrokan karena yang ada di lapangan adalah Kabag Ops Kompol Helda Prayetno.

"Coba tanyakan langsung kepada Kabag Ops Helda Prayetno karena yang bersangkutan berada di lapangan menerima aspirasi mahasiswa," tambahnya.

Risman mengimbau mahasiswa kembali ke rumah karena sudah sudah jam 12.00 wita, namun mereka tetap mendesak menghentikan pengangkutan tambang mangan sekitar 25.000 ton di Pelabuhan Belang-Belang untuk diangkut ke China.

Ia juga menbantah jika aksi bentrokan ini mendapat instruksi dari Kapolres Mamuju AKBP Darwis Rincing.

"Tidak, tidak ada instruksi melakukan pemukulan. Kami belum tahu persis siapa yang duluan melakukan pemukulan, apakah aparat polisi atau mahasiswa," jelasnya.

Dikatakan, pihaknya akan melakukan penyelidikan atas kasus ini dan akan mengungkap pemicu bentrokan tersebut. (T.KR-ACO/S019) 



Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024