Makassar (ANTARA) - Produsen pupuk bersubsidi di Sulawesi Selatan yakni PT Pupuk Kaltim dan PT Petrokimia Gresik sebagai anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatat realisasi penyaluran pupuk bersubsidi itu telah lebih dari 80 persen.

Berdasarkan data yang diterima di Makassar, Kamis, PT Pupuk Kaltim yang mengoordinir penyaluran pupuk bersubsidi jenis urea mencatat telah menyalurkan pupuk tersebut sebanyak 284.938 ton atau setara 88 persen di Sulsel per 11 Nopember 2020.

"Ralisasi tersebut sesuai penebusan pupuk urea bersubsidi oleh kios-kios penyalur dari alokasi sebanyak 323.010 ton di Sulsel," kata Superintendent Pemasaran PT Pupuk Kaltim area Sulawesi 1, Miftakhul Zainuddin.

Sisa alokasi pupuk urea yang belum tersalurkan sekitar 12 persen atau 38.071 ton.

Dari 24 kabupaten/kota se Sulsel, hanya tersisa empat wilayah dengan realisasi penyaluran di bawah 80 persen, yakni Kabupaten Bulukumba (78 persen), Kepulauan Selayar (71 persen), Kota Makassar (57 persen) dan Kota Palopo (75 persen).

"Bahkan Kota Parepare sudah mencapai 100 persen untuk penyalurannya," kata Miftakhul.

Kementerian Pertanian telah menambahkan 1 juta ton pupuk bersubsidi secara nasional dan Sulsel memperoleh penambahan pupuk bersubsidi sebanyak 89 ribu ton lebih untuk 24 kabupaten/kota.

Miftakhul menyebutkan saat ini pihaknya juga sedang dalam proses penyaluran pupuk bersubsidi jenis NPK formula khusus komoditi kakao di empat kabupaten di Sulsel dengan masing-masing realisasi yakni Kabupaten Luwu (32 persen), Luwu Timur (46 persen), Luwu Utara (37 persen) dan Pinrang (40) persen.

Terkait penyaluran pupuk bersubsidi, PT Petrokimia Gresik juga mengoordinir empat jenis pupuk bersubsidi lainnya untuk Sulsel dengan alokasi masing-masing yaitu ZA: 60.739 ton, NPK Phonska 179.308 ton, SP 36: 35.205 ton, dan Petroganik : 15.559 ton.

Staf Perwakilan Daerah Penjualan (SPDP) Sulawesi Selatan PT Petrokimia Gresik, Setiawan Suryo Kuncoro Jabbaro mengatakan realisasi penyaluran pupuk bersubsidi di Sulsel mencapai 83,45 persen per 11 Nopember 2020.

"Ini sudah termasuk penambahan pupuk untuk area Sulsel dari Kementerian Pertanian," kata Setiawan.

PT Petrokimia Gresik merilis sisa alokasi yang belum disalurkan pada setiap jenis pupuk yakni ZA: 9.207 ton, NPK Phonska: 29.354 ton, SP 36: 5.707 ton dan Petroganik: 3.867 ton.

Terkait kendala penyaluran pupuk bersubsidi ke masyarakat, Setiawan menyampaikan bahwa adanya perubahan iklim turut mempengaruhi waktu musim tanam pada sebagian daerah di Sulsel menjadi tiga kali, mengakibatkan tingginya permintaan oleh para petani.

"Padahal penambahan alokasi pupuk bersubsidi oleh Kementerian Pertanian di Sulsel lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya," ujarnya.


Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024