Palu (ANTARA) - Sebanyak 150 kepala keluarga di Desa Lemban Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), diungsikan pascapenyerangan yang dilakukan oleh sekelompok orang tak dikenal (OTK) pada Jumat (27/11) sekitar pukul 09.00 Wita.

Kepala Desa Lemban Tongoa Deki Basalulu ketika dihubungi ANTARA di Palu, Sabtu, menjelaskan bahwa mereka yang mengungsi itu bermukim dekat lokasi kejadian penyerangan.

Dijelaskan pula bahwa ratusan kepala keluarga itu diungsikan ke tempat yang lebih aman yang lokasinya masih di Desa Lemban Tongoa.

''Saat ini aman, semua warga di lokasi sudah diungsikan ke daerah yang ramai penduduk,'' katanya.

Berdasarkan keterangan saksi mata, kata Deki, pelaku yang melakukan penyerangan itu berjumlah enam orang.

''Warga ada yang lihat. Namun, sampai sekarang belum didapat, ada enam orang,'' kata Kades Lemban Tongoa.

Ia berharap kepada masyarakat, khususnya Lemban Tongoa, jangan mudah terprovokasi ketika menerima informasi di media sosial yang kontennya tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

''Kami aman. Saya tidak suruh warga untuk meng-upload di media sosial. Saya berharap tidak ada yang terprovokasi,'' katanya menegaskan.

Sebelumnya, salah satu wilayah Desa Lemban Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, diserang oleh sekelompok orang tak dikenal pada hari Jumat (27/11).

Akibat kejadian itu, sejumlah rumah warga terbakar dan empat orang warga yang diketahui merupakan satu keluarga meninggal dunia.

Sementara itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama, Provinsi Sulawesi Tengah, Prof Zainal Abidin mengimbau warga Sulawesi Tengah tidak tersulut emosi dan tidak mudah terprovokasi terhadap kejadian yang terjadi di Desa Lemban Tongoa, Kabupaten Sigi.

Menurut dia, informasi yang didapatkan dari lokasi kejadian belum begitu valid, atau masih simpang siur. Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak memberikan komentar di media sosial terkait kejadian tersebut.

"Kita harap masyarakat tetap tenang dan tidak memberikan komentar apa yang terjadi. Karena dalam artian kita belum menerima informasi yang utuh dan belum valid seratus persen," ujarnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa kejadian tersebut bukan merupakan anjuran dan ajaran dari berbagai manapun. Sehingga FKUB mengutuk keras pelaku yang melakukan penyerangan di Desa Lemban Tongoa itu

"Kalaupun itu dilakukan adalah oleh oknum dan bukan ajaran agama," jelasnya

FKUB Sulteng sendiri tetap akan melakukan aktivitas untuk membina umat masing masing. PKUB Sulteng mengajak seluruh tokoh agama untuk mengajak umat tetap menjaga solidaritas, toleransi sesama umat beragama.

"Kita harus jaga kerukunan yang saya kir siampai hari ini dapat dibina dan dijaga dengan baik di Provinsi Sulawesi Tengah," tambahnya.

Pewarta : Rangga Musabar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024