Makassar (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Muay Thai Indonesia (PB MI) Sudirman mengatakan Sulawesi Selatan merupakan barometer pembinaan atlet cabang olahraga Muay Thai di tanah air.
Sudirman mengatakan Sulsel memiliki potensi yang besar dalam pembinaan atlet cabang olahraga Muay Thai dan pembinaan Muay Thai di Indonesia pada awalnya bermula di Sulsel.
“Salah seorang atlet asal Sulsel pernah menjadi atlet nasional, namun kini dia sudah mulai mengenal “camp” (melatih atlet muda),” kata Sudirman usai membuka Musyawarah Olahraga Luar Biasa (Musorlub) Muaythai Indonesia Sulsel yang disiarkan virtual, Minggu.
Dia meminta para atlet Muay Thai Sulsel yang kelak di bawah kepemimpinan Rian Latief dapat mengejar ketertinggalannya.
Sudirman juga berharap para atlet Sulsel yang dipersiapkan menuju PON XX Papua ikut ambil bagian dalam kejuaraan “try out” yang dilaksanakan di Kendari akhir 22 hingga 28 Maret 2021.
Khusus mengenai Musorlub Muaythai ini menurut Sudirman memiliki catatan sejarah karena berlangsung dalam suasana kondusif dan kepengurusan yang definitif berakhir masa periodenya 2018.
“Ini yang ketiga kalinya dibentuk pelaksana tugas, namun yang terakhir ini baru sebulan di bawah kepemimpinan Sumarto KS dapat melaksanakan Musorlub kali ini,” katanya.
Sudirman mengingatkan, Sulsel pernah mencatat sejarah melaksanakan Kejuaraan Muaythai Turnamen Terbuka Piala Presiden pada tahun 2018 yang dikaitkan dengan Festival Budaya F-8 di masa kepemimpinan periode pertama Mohammad Ramdhan Pomanto sebagai Wali Kota Makassar.
Khusus kepada para atlet Muaythai, Sudirman mengingatkan bahwa para atlet Muay Thai tidak boleh memiliki tatoo.
Atlet Muay Thai yang memiliki lukisan di tubuh tidak akan diterima menjadi anggota TNI atau Polri maupun tenaga pengamanan.
“Atlet Muay Thai harus mampu menyejahterakan dirinya dengan tetap mengikuti pendidikan dan berlatih dengan serius,” ujarnya.
Sudirman mengatakan Sulsel memiliki potensi yang besar dalam pembinaan atlet cabang olahraga Muay Thai dan pembinaan Muay Thai di Indonesia pada awalnya bermula di Sulsel.
“Salah seorang atlet asal Sulsel pernah menjadi atlet nasional, namun kini dia sudah mulai mengenal “camp” (melatih atlet muda),” kata Sudirman usai membuka Musyawarah Olahraga Luar Biasa (Musorlub) Muaythai Indonesia Sulsel yang disiarkan virtual, Minggu.
Dia meminta para atlet Muay Thai Sulsel yang kelak di bawah kepemimpinan Rian Latief dapat mengejar ketertinggalannya.
Sudirman juga berharap para atlet Sulsel yang dipersiapkan menuju PON XX Papua ikut ambil bagian dalam kejuaraan “try out” yang dilaksanakan di Kendari akhir 22 hingga 28 Maret 2021.
Khusus mengenai Musorlub Muaythai ini menurut Sudirman memiliki catatan sejarah karena berlangsung dalam suasana kondusif dan kepengurusan yang definitif berakhir masa periodenya 2018.
“Ini yang ketiga kalinya dibentuk pelaksana tugas, namun yang terakhir ini baru sebulan di bawah kepemimpinan Sumarto KS dapat melaksanakan Musorlub kali ini,” katanya.
Sudirman mengingatkan, Sulsel pernah mencatat sejarah melaksanakan Kejuaraan Muaythai Turnamen Terbuka Piala Presiden pada tahun 2018 yang dikaitkan dengan Festival Budaya F-8 di masa kepemimpinan periode pertama Mohammad Ramdhan Pomanto sebagai Wali Kota Makassar.
Khusus kepada para atlet Muaythai, Sudirman mengingatkan bahwa para atlet Muay Thai tidak boleh memiliki tatoo.
Atlet Muay Thai yang memiliki lukisan di tubuh tidak akan diterima menjadi anggota TNI atau Polri maupun tenaga pengamanan.
“Atlet Muay Thai harus mampu menyejahterakan dirinya dengan tetap mengikuti pendidikan dan berlatih dengan serius,” ujarnya.