Makassar (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN Sulawesi Selatan akan fokus penangangan stunting (kekerdilan) di 17 daerah di 2021 atau ada tambahan enam daerah dari fokus penanganan stunting pada 2020.

"Tahun lalu ada 11 kabupaten yang menjadi lokus stunting, namun tahun ini menjadi 17 daerah," kata  Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Andi Rita Mariani di sela Rapat Kerja Daerah Program Bangga Kencana Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2021 di Makassar, Senin. 

Adapun 11 kabupaten dari total 24 kabupaten/kota pada 2020 adalah Pangkep, Gowa, Takalar, Enrekang, Bone, Selayar, Pinrang, Tana Toraja, Sinjai, Jeneponto dan Toraja Utara.

Sedang enam daerah tambahan yang menjadi lokus penanganan stunting adalah Maros, Bulukumba, Wajo, Luwu, Luwu Utara dan Kota Makassar. 

Menurut Andi Rita, penanganan atau upaya preventif kasus stunting melalui sosialisasi pengasuhan 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK), dengan sasaran remaja calon ibu, ibu hami, dan ibu yang memiliki bayi dua tahun (baduta).

"Jadi tahun ini ada tambahan 6 daerah yaitu Bulukumba, Maros, Wajo, Luwu, Luwu Utara, dan Makassar dengan target 101.811 jumlah keluarga," katanya.

Oleh karena itu, upaya penanggulangan stunting di masyarakat secara intensif dengan menggencarkan kegiatan sosialisasi 1000 HPK, pembinaan baik kepada petugas lapangan KB, maupun kepada kader-kader KB.

Pentingnya kegiatan penanggulangan dan preventif kasus stunting fi Sulsel, mengingat data yang dilansir Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018, Sulsel berada di angka 35,7 persen balita stunting.

Pada kesempatan tersebut turut hadir Kepala BKKBN Indonesia, DR (HC) dr Hasto Wardoyo yang melakukan peresmikan renovasi gedung BKKBN Sulsel di Makassar. Juga hadir Pelaksana tugas Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman selaku unsur Forkopimda.  Kepala BKKBN Sulsel Andi Rita Mariani di Makassar, Senin (1/3/2021). ANTARA Foto/HO/ Humas BKKBN Sulsel

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024