Makassar (ANTARA News) - Sekitar 70 persen limbah rumah tangga di Kota Makassar belum terolah dengan baik, padahal rumah tangga sebagai penyumbang limbah terbesar bagi lingkungan sekitarnya.

"Yang terlibat paling dekat dengan limbah rumah tangga adalah ibu rumah tangga, karena itu perlu memberikan pengetahuan dan kesadaran untuk meminimalisir bahan limbah yang diproduksi," kata Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Pemprov Sulsel H Titien Soeharti di Makassar, Selasa.

Pada Pelatihan Peningkatan Kapasitas Perempuan dalam Pengelolaan Lingkungan, dia mengatakan, para ibu rumah tangga perlu disosialisasikan tentang menggunakan produk ramah lingkungan untuk kehidupan sehari-hari.

Selain itu, diberi pengetahuan untuk mendaur ulang sampah dan menolak menggunakan produk yang memiliki tingkat resistensi tinggi terhadap kesehatan keluarga dan menghasilkan pencemaran tinggi.

"Rumah tangga selain produsen sampah rumah tangga, ternyata juga mampu menjadi penggerak pengelolaan yang ramah lingkungan terutama perempuan dan ibu rumah tangga," ujarnya.

Lebih jauh dia mengatakan, perempuan mampu menjadi penggerak kesadaran lingkungan dari skala kecil hingga ke skala yang lebih luas lagi.

Sementara itu, Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulsel Zulkarnaen Iskandar mengatakan, kampanye penyelamatan lingkungan selama ini belum dianggap mampu merubah pola hidup masyarakat untuk lebih berpihak pada lingkungan.

"Karena itu, perlu ada kebijakan khusus untuk mendorong perubahan pola hidup masyarakat yang prolingkungan, termasuk aksi nyata dari SKPD terkait," katanya. (T.S036/R010) 


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024