Mamuju (ANTARA) - Pemerintah akan merelokasi tempat tinggal sebanyak 80 kepala keluarga (KK) warga Desa Kabiraan, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, yang menjadi korban gempa bumi bermagnitudo 6,2 pada 15 januari 2021, ke daerah yang lebih aman.

"Sebanyak 80 KK warga Desa Kabiraan yang menjadi korban gempa, dan rumahnya rusak akan direlokasi ketempat yang lebih aman. Akan dibangunkan hunian baru semi permanen," kata Kepala Desa Kabiraan Faharuddin di Mamuju, Rabu.

Ia mengatakan relokasi perlu dilakukan karena lokasi permukiman warga tersebut berada di wilayah tebing yang sangat rawan tertimpa material longsor saat terjadi gempa.

"Pemerintah menyiapkan lahannya untuk relokasi pemukiman 80 KK warga tersebut, dan juga pemerintah akan membantu membangun permukimannya," katanya.

Menurut dia, selain permukiman warga yang direlokasi, kantor pemerintah desa dan puskesmas di Kecamatan Ulumanda yang berada di Desa Kabiraan juga akan dipindahkan.

"Kantor desa dan puskesmas tersebut tidak digunakan lagi sehingga pelayanan kesehatan dan pemerintah desa terganggu, pemerintah akan merelokasi ke tempat lebih aman dari ancaman setelah gempa terjadi sekitar satu kilometer," katanya.

Ia berharap program relokasi dan pembangunan permukiman serta pemindahan kantor pemerintah dan pelayanan kesehatan dapat segera terealisasi sehingga kondisi di wilayah gempa Kecamatan Ulumanda Kabupaten Mamuju pulih seperti sedia kala.

Sementara itu, Kapala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi Sulbar Ince Rahmat mengatakan pihaknya akan membantu pembangunan rumah warga yang direlokasi dari Desa Kabiraan, yakni membangun rumah tipe 36 semi permanen.

"Pemerintah akan membangun permukiman warga dengan ukuran 10x10 meter, dan tinggi rumahnya sekitar tiga meter, sementara biaya yang akan digunakan membangun tiap rumah warga mencapai Rp60 juta," katanya.

Sebelumnya, gempa bermagnitudo 6,2 melanda wilayah Kabupaten Mamuju dan Majene Provinsi Sulbar yang mengakibatkan sebanyak 11.423 unit rumah rusak, terdiri dari 1.659 unit rusak berat, 4.074 rusak sedang, dan 5.699 rusak ringan.

Selain itu, mengakibatkan 101 unit kantor pemerintah rusak, 169 unit sarana sekolah rusak, serta merusak sarana ibadah sebanyak 47 masjid, 39 gereja dan 23 kantor layanan kesehatan.

Jumlah korban jiwa mencapai 96 orang dan mengakibatkan luka berat 209 orang dan luka ringan 9.310 orang.

Pewarta : M.Faisal Hanapi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024