Jakarta (ANTARA) - Skuad tim nasional Belanda tidak akan berlutut jelang laga pembuka mereka di Euro 2020 melawan Ukraina pada Minggu, demikian kapten Georginio Wijnaldum.
Dia mengatakan itu adalah keputusan tim untuk tidak mengikuti langkah Belgia, juara dunia Prancis, Inggris, dan Wales berlutut sebelum sepak mula untuk menyoroti ketidakadilan rasial.
"Kami telah bicara tentang itu tapi kami memutuskan untuk tidak melakukannya. Kami mencoba membawa perhatian terhadap masalah tersebut dengan cara yang berbeda," kata Wijnaldum di sesi jumpa pers seperti dikutip Reuters, Sabtu.
"Sebenarnya, hanya para pemain yang bermain di Inggris yang terbiasa dengan ini," tambah sang gelandang, yang akan meninggalkan Liverpool menuju Paris Saint-Germain ketika kontraknya berakhir pada 30 Juni.
"Hal ini cukup sulit karena kami juga ingin berkontribusi untuk pembahasan ini. Tapi kami bersama asosiasi sepakbola Belanda yang telah memulai proyek untuk melawan rasisme."
Awal dari Euro dibayangi oleh konflik di luar lapangan terkait gestur anti-rasisme yang digagas oleh quarterback NFL Colin Kaepernick dan dipopulerkan oleh gerakan Black Lives Matter.
Badan sepakbola Eropa UEFA memberi kebebasan setiap tim apakah mereka berlutut dan memberi tahu wasit terlebih dahulu sebelum laga, menjadi sebuah langkah yang berlawanan dengan sikap lama mereka yang menentang protes politik.
Dia mengatakan itu adalah keputusan tim untuk tidak mengikuti langkah Belgia, juara dunia Prancis, Inggris, dan Wales berlutut sebelum sepak mula untuk menyoroti ketidakadilan rasial.
"Kami telah bicara tentang itu tapi kami memutuskan untuk tidak melakukannya. Kami mencoba membawa perhatian terhadap masalah tersebut dengan cara yang berbeda," kata Wijnaldum di sesi jumpa pers seperti dikutip Reuters, Sabtu.
"Sebenarnya, hanya para pemain yang bermain di Inggris yang terbiasa dengan ini," tambah sang gelandang, yang akan meninggalkan Liverpool menuju Paris Saint-Germain ketika kontraknya berakhir pada 30 Juni.
"Hal ini cukup sulit karena kami juga ingin berkontribusi untuk pembahasan ini. Tapi kami bersama asosiasi sepakbola Belanda yang telah memulai proyek untuk melawan rasisme."
Awal dari Euro dibayangi oleh konflik di luar lapangan terkait gestur anti-rasisme yang digagas oleh quarterback NFL Colin Kaepernick dan dipopulerkan oleh gerakan Black Lives Matter.
Badan sepakbola Eropa UEFA memberi kebebasan setiap tim apakah mereka berlutut dan memberi tahu wasit terlebih dahulu sebelum laga, menjadi sebuah langkah yang berlawanan dengan sikap lama mereka yang menentang protes politik.