Kalabahi (ANTARA Sulsel) - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya minta masyarakat Kabupaten Alor untuk membudidayakan tanaman Kenari guna mengembalikan kejayaan Alor sebagai "Nusa Kenari".

"Alor menjadi sangat terkenal di masa lalu, karena merupakan satu-satunya daerah penghasil Kenari di NTT, tetapi sekarang Kenari hanya tinggal kenangan di hutan nostalgia," kata Gubernur Lebu Raya di Kalabahi, ibu kota Kabupaten Alor, sekitar 137 mil dari Kupang, Senin.

Pada masa pemerintahan Bupati Alor Ans Takalapeta, upaya budidaya tanaman kenari sudah dilakukan, namun belum menampakkan hasil yang menggembirakan.

Atas dasar itu, Gubernur Lebu Raya minta Bupati dan Wakil Bupati Alor terpilih periode 2009-2014 atas nama Simeon Th Pally dan H Jusran M Tahir agar memotivasi rakyat untuk membudidayakan tanaman Kenari.

Alor dalam pandangan orang luar selalu diidentikan dengan kekerasan dan hal-hal yang menakutkan, katanya, tetapi sekarang Alor telah berubah wajah sehingga disebut Alamnya Lestari Orangnya Ramah (ALOR).

Untuk mencapai Alor memerlukan waktu tempuh sekira 40 menit dengan pesawat terbang dari Kupang, atau 12 jam dengan feri atau 10 jam dengan KM Sirimau dari kota yang sama.

"Ini menunjukkan bahwa Alor semakin terbuka, karena alamnya lestari seperti keindahan taman laut di Selat Pantar serta pemandangan alam yang memesona mata dan beraneka budaya lainnya. Aset wisata ini hendaknya tetap dijaga agar bisa menyedot minat wisatawan terus berkunjung ke Alor ," kata Lebu Raya.

Ia juga meminta masyarakat untuk tetap membudidayakan rusa yang telah diletakkan oleh mantan Bupati Ans Takalapeta dengan memberi hadiah bagi masyarakat yang membudidaya ternak rusa.

Alor menjadi sangat terbuka ketika wilayah ini dipimpin oleh Ans Takalapeta (1999-2009) dengan mengadakan Ekspo Alor dan gebrakan pembangunan lainnya.

Ketika hadir dalam upacara pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Alor periode 2009-2014 di Gedung DPRD Alor di Kalabahi, Ans Takalapeta mendapat sambutan yang luar meriah dari masyarakat yang hadir.
(T.L003/s018)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024