Makassar (ANTARA) - Unhas melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) bersama Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Wajo menjalin kerja sama riset pengembangan wisata budaya Tosora.
Ketua LPPM Unhas Prof Dr Andi Alimuddin Unde di Makassar, Kamis, menjelaskan, Universitas Hasanuddin dan Kabupaten Wajo telah lama menjalin kerja sama.
Untuk PKS kali ini berfokus pada kolaborasi riset yang diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap pembangunan daerah.
"Salah satu fokus utama riset yang dilakukan terkait pembangunan objek wisata budaya di Tosora yang merupakan awal munculnya kerajaan Wajo," ujarnya.
"Di lokasi tersebut akan dibangun objek pariwisata dan tentu diperlukan penelitian awal untuk studi kelayakan sekaligus mengakomodir potensi kawasan," lanjut dia
Prof Unde menjelaskan, juga dilakukan kajian bidang kelautan dan perikanan seperti pada ikan bungo. Hal ini penting guna melihat kondisi pelestarian dan menelaah lebih mendalam pada aspek lingkungan perairan.
Hasil dari penelitian dapat dijadikan sebagai bahan rekomendasi pemerintah setempat terkait kelayakan konsumsi maupun potensi ekspor, mengingat ikan bungo banyak di daerah tersebut.
Ketua LPPM Unhas Prof Dr Andi Alimuddin Unde di Makassar, Kamis, menjelaskan, Universitas Hasanuddin dan Kabupaten Wajo telah lama menjalin kerja sama.
Untuk PKS kali ini berfokus pada kolaborasi riset yang diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap pembangunan daerah.
"Salah satu fokus utama riset yang dilakukan terkait pembangunan objek wisata budaya di Tosora yang merupakan awal munculnya kerajaan Wajo," ujarnya.
"Di lokasi tersebut akan dibangun objek pariwisata dan tentu diperlukan penelitian awal untuk studi kelayakan sekaligus mengakomodir potensi kawasan," lanjut dia
Prof Unde menjelaskan, juga dilakukan kajian bidang kelautan dan perikanan seperti pada ikan bungo. Hal ini penting guna melihat kondisi pelestarian dan menelaah lebih mendalam pada aspek lingkungan perairan.
Hasil dari penelitian dapat dijadikan sebagai bahan rekomendasi pemerintah setempat terkait kelayakan konsumsi maupun potensi ekspor, mengingat ikan bungo banyak di daerah tersebut.