Bantaeng, Sulsel (ANTARA News) - Sebanyak 70 penderita katarak di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, mendapat pengobatan dan operasi gratis dari dokter ahli mata yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Ahli Mata Indonesia (Perdami).

Operasi gratis dipusatkan di RSUD Prof Dr HM Anwar Makkatutu di Bantaeng, Sabtu, dilakukan atas kerjasama Perdami Pusat, Tim Dokter Mata RSPAD Gatot Subroto, Perdami Sumbar, Riau, Sulsel, Pemda Kabupaten Bantaeng, RSUD Prof Dr HM Anwar Makkatutu dan berbagai sponsor lainnya.

Direktur RSUD Prof Dr HM Anwar Makkatutu dr HM Syafruddin Nurdin, MKes mengatakan, kegiatan sehari tersebut dibuka Bupati Bantaeng yang diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) HM Yasin. Ia berharap, kegiatan ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan terhadap penderita penyakit mata.

Menurut Yasin, upaya peningkatan layanan kesehatan terus dilakukan, termasuk penyediaan fasilitas teknologi, sumber daya manusia (SDM) serta infrastruktur bangunannya.

Khusus fasilitas bangunan, diharapkan akhir Mei akan dimulai peletakan batu pertama pembangunan RS moderen berlantai delapan. Pembangunan tersebut diawali studi mendalam dengan melihat berbagai rumah sakit terkemuka di berbagai negara di dunia, ucapnya.

"Selain melihat konstruksi bangunannya, juga sistem pelayanan dan managemen SDM. Hasil studi itulah yang diserap untuk pembangunan gedung baru RS Prof Dr HM Anwar Makkatutu," ujarnya.

Melalui aksi sosial ini, penderita katarak diharap mengalami penurunan, kata Ketua Tim Operasi Katarak Gratis untuk Kabupaten Bantaeng dr H Syahrial, SpM. Ia menyebut angka kebutaan akibat katarak di tanah air yang masih sangat tinggi yakni mencapai 1,2 persen per tahun.

Kebutaan, terang Syahrial bisa menjadi penyebab buta ekonomi dan pada akhirnya menimbulkan kemiskinan karena penderita tak dapat melakukan aktivitas.

Karena itulah, Pedami berinisiatif mendatangi penderita. "Kalau kita menunggu di RS mungkin mereka sulit dan tidak punya uang. Karena itu, Perdami menggandeng sejumlah sponsor untuk menanggulangi kekurangan tersebut," ujarnya.

Aksi sosial seperti ini, tambah Syahrial yang juga Ketua Perdami Sumbar, sudah dilakukan di Malang, Yogyakarta, Riau, Bengkulu dan berbagai daerah lainnya di Indonesia.

Menjawab pertanyaan, ia mengatakan, masyarakat yang berdomisili di sekitar pantai sangat rentan terhadap penyakit katarak. Untuk mencegahnya, ia berharap masyarakat dapat mengkonsumsi makanan bergizi (empat sehat lima sempurnah).

Selain pola makan, ia juga meminta masyarakat pantai menggunakan topi lebar. Dan bila sudah terserang, segera ke rumah sakit. "Jangan disimpan karena ini bukan penyakit kutukan," ucapnya.  (T.KR-HK/F003) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024