Luwu Utara, Sulsel (ANTARA News) - Banjir bandang di Desa Beringin Jaya, Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara (Lutra), Sulawesi Selatan, menghanyutkan 40 unit rumah.

Sejak banjir bandang melanda desa tersebut, lebih 40 rumah warga dilaporkan hanyut terseret arus, kata Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Lutra, Adriyani Ismail, di Lutra, Minggu.

Empat warga juga dilaporkan tewas akibat terseret arus. Ratusan hektar lahan perkebunan warga hingga saat ini juga masih terendam banjir.

Tanaman kakao yang menjadi andalan warga sekitar pun kini hanya tinggal kenangan. Satu per satu tanaman kakao milik warga mati akibat terendam banjir.

Tingginya curah hujan, pendangkalan aliran sungai, serta masih maraknya pembalakan liar menjadi faktor utama penyebab banjir. Jika hujan mengguyur daerah hulu Sungai Rongkong, maka sudah pasti Desa Beringin Jaya dan sekitarnya akan terendam banjir.

Bahkan tidak sedikit warga yangt membongkar rumah kayu mereka untuk mengantisipasi terjangan banjir.

"Dari pada rumahnya terbawah arus, mereka (warga) memilih untuk membongkar dan memindahkannya ke tempat yang lebih aman," kata Bastriar, salah seorang warga.

Adriayani menuturkan, salah satu solusi untuk mengatasi hal ini yaitu pengerukan atau normalisasi aliran Sungai Rongkong. Hanya saja, hal ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan membutuhkan keterlibatan semua pihak.

"Untuk normalisasi sungai, kita membutuhkan anggaran puluhan bahkan ratusan miliar rupiah dan itu tidak bisa jika hanya didanai oleh APBD daerah. Harus ada bantuan dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat," ucapnya.

Warga sendiri berharap agar pemerintah segera menemukan cara untuk mengatasi hal tersebut sehingga mereka dapat kembali berkebun dan bercocok tanam seperti sedia kala. 
(T.KR-HK/F003) 


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024