Makassar (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Perikanan (DP2) Kota Makassar, Sulawesi Selatan, segera menurunkan tim khusus untuk memeriksa kelayakan hewan kurban guna mengantisipasi adanya penyakit yang dibawa hewan tersebut sebelum disembelih pada hari Raya Idul Adha 1442 Hijiriah.

"Ada 100 tenaga kesehatan hewan kita turunkan untuk melakukan pemeriksaan hewan kurban yang dijual di berbagai lokasi tiap kecamatan. Rencananya, tim mulai bergerak pada Rabu, 7 Juli nanti," kata Pelaksana tugas (Plt) DP2 Makassar Evi Aprianti, di Makassar, Senin.

Tim gabungan yang diturunkan, kata dia, selain dokter hewan, tenaga kesehatan hewan atau paramedik veteriner  juga melibatkan peneliti dari kampus negeri maupun swasta serta tim dari DP2 Makassar disebar pada 14 kecamatan.

Hal senada disampaikan Kepala Bidang DP2 Makassar Andi Herliyani bahwa untuk persiapan pihaknya bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Univeristas Hasanuddin, Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), serta beberapa mahasiwa Fakultas Peternakan dari Perguruan Tinggi swasta ikut dilibatkan.

Ia menjelaskan tim gabungan mulai turun pada H-7 dan H+3 lebaran tahun ini. Walaupun di tengah pandemi COVID-19, seluruh tim dilengkapi Alat Pelindung Standar (APD) sebagai bentuk antisipasi pencegahan penularan.

"Pada H+7, tim turun memeriksa (Ante Mortem) hewan kurban sebelum disembelih di titik penjualan hewan kurban. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan memenuhi syarat sehat dan sesuai syariat Islam disembelih sebagai hewan kurban," ujarnya menjelaskan.

Selanjutnya, pada H+3, lanjut Herliyani, tim akan kembali turun melaksanakan pemeriksaan hewan kurban setelah pemotongan (post mortem) guna memastikan daging kurban itu layak dibagikan ke masyarakat untuk dikonsumsi.

Ia menambahkan, diperkirakan kebutuhan hewan kurban di Makassar berkisar antara 6.000-7.000 ekor, sudah termasuk sapi dan kambing yang biasa digunakan sebagai hewan kurban.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024