Makassar (ANTARA News) - Pelatih Tunas Garuda Indonesia Jules Dennis Onana mengagumi kemampuan dan bakat anak Indonesia usia rata-rata 12 tahun ke bawah setelah banyak mengunjungi kota-kota besar di Indonesia, khususnya Makassar.

"Anak-anak Indonesia itu banyak yang hebat-hebat dan mempunyai bakat alam, tetapi sangat disayangkan tidak adanya tempat untuk mengembangkan bakat anak-anak itu," ujarnya saat melakukan seleksi Tunas Garuda di Lapangan Andi Mattalatta Makassar, Minggu.

Ia mengaku, potensi yang dimiliki anak Indonesia sangat besar terbukti dengan adanya tim Sepak Bola dari Makassar yang mampu berbicara di kancah pesepakbolaan internasional pada Piala Dunia Danone beberapa tahun lalu.

Meskipun kemampuan anak-anak Indonesia dinilainya sangat bagus, namun hanya sedikit yang mampu mengembangkan kemampuannya dan masuk dalam tim sepak bola lokal Indonesia.

Ia mengatakan, kurangnya sarana infrastruktur seperti lapangan dan pembinaan dari pemerintah dianggapnya sebagai kegagalan untuk mengembangkan kemampuan anak.

Akibatnya, anak usia dini yang dianggapnya sebagai usia produktif untuk mengembangkan kemampuannya harus kehilangan nalurinya karena tidak adanya tempat dan struktur pembinaan seperti yang dilakukan negara-negara Eropa dan Amerika Latin.

Karenanya, melalui Demokrat Bakti Negeri bekerjasama dengan Soccer School Indonesia, Arsenal (SSI Arsenal) menyelenggarakan pencarian bibit Tunas Garuda untuk dilatih di Sekolah Sepak Bola (SSB) Arsenal.

"Sebelum dibawa ke SSB Arsenal, Inggris, para pemain ini akan dididik secara bersama-sama oleh pemain muda Arsenal. Selain itu, para pemain akan di uji coba bersama tim SSB Arsenal," katanya.

Ketua Panitia Tunas Garuda, Barnas Kamora mengatakan, 18 pemain berbakat Indonesia setelah mendapat pendidikan dari SSB Arsenal kemudian dibina kembali di SSB Indonesia agar kemampuan anak tersebut tidak memudar.

"Pembinaan usia dini adalah salah satu kunci untuk mewujudkan harapan prestasi sepak bola Indonesia ke depan, dan sekarang sudah saatnya Timnas Garuda bangkit kembali. Untuk itu perlu adanya pencarian dan pembinaan pemain sepakbolaberbakat usia dini," katanya.
(T.KR-MH/F003) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024