Mamuju (ANTARA News) - Dua warga yang menjadi korban ledakan kompor minyak tanah, kondisinya masih kritis dan menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Mamuju, Sabtu.

Dua warga Desa Tobadak II Kecamatan Tobadak Kabupaten Mamuju korban ledakan kompor minyak tanah Jumat (9/6), masih-masing, Hadariah 40 tahun dan Musdalifah 19 tahun.

Hadariah mengalami luka bakar di bagian kaki sementara Musdalifah mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya.

Hadariah mengalami luka bakar sekitar lima persen sementara Musdalifah mengalami luka bakar sekitar 45 persen di sekujur tubuhnya, Musdalifah masih menjalani perawatan di ruang ICU RSUD Mamuju, sementara Hadariah sudah di ruang perawatan RSUD Mamuju.

Hadariah yang ditemui wartawan menjelaskan dirinya menderita luka bakar tersebut akibat kompor minyak tanah miliknya meledak, secara tiba-tiba, meski ledakan itu tidak membakar rumah tempat tinggalnya.

"Waktu itu saya sedang menggoreng ikan, lalu tiba-tiba kompor meledak mungkin karena kehabisan minyak tanah, sehingga saya luka seperti ini," katanya.

Ia membantah isu yang menyatakan bahwa luka bakar yang dideritanya akibat ledakan tabung gas elpiji 3 kilogram, seperti yang beredar di masyarakat Mamuju.

"Luka bakar saya bukan karena ledakan tabung gas elpiji 3 kilogram yang baru dibagikan pemerintah, itu tidak benar, tetapi karena kompor minyak tanah," katanya.

Secara terpisah Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral, Agussalim Tamadjoe menanggapi adanya dua warga yang menjadi korban luka bakar, dia meminta agar media membantu pemerintah menjelaskan penyebab luka bakar kedua warga itu kepada masyarakat.

Jangan sampai kata dia, masyarakat tetap menganggap korban luka bakar di RSUD Mamuju itu, akibat ledakan tabung gas elpiji 3 kilogram yang dapat membuat masyarakat tidak lagi bersedia menggunakannya.

"Harus diluruskan isu itu jangan sampai masyarakat takut menggunakan tabung gas elpiji 3 kilogram karena adanya korban ledakan minyak tanah itu," katanya.

Namun ia tetap meminta pertamina yang menyalurkan gas elpiji 3 kilogram kepada masyarakat dapat hati-hati jangan sampai tabung gas elpiji yang disalurkan tidak sesuai Standar Nasional Indonesia atau ketentuan yang berlaku karena dapat meledak.

"Pertamina harus hati-hati membagikan tabung gas elpiji, jangan sampai membagikan tabung gas elpiji yang rusak yang dapat meledak kalau terjadi demikian maka pertamina akan kami minta pertanggungjawaban," katanya. (T.KR-MFH/N005) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024