Makassar (ANTARA) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulawesi Selatan turut berperan menjadi pendamping salah satu destinasi pariwisata super prioritas pada pameran daring Rumah Kriya Asri yang digelar pengurus pusat Dekranasda.

Ada lima destinasi pariwisata super prioritas pada Pameran Rumah Kriya Asri yakni Mandalika, Borobudur, Labuan Bajo, Danau Toba, dan Likupang.

Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Dekranasda Sulsel Naoemi Octarina dalam keterangannya di Makassar, Sabtu, mengatakan Dekranasda Sulsel dipercaya menjadi pendamping untuk destinasi Mandalika.

Dalam pameran ini, Dekranasda Sulsel memanfaatkan kesempatan memperkenalkan hasil kerajinan yang diproduksi para pengrajin Sulsel khususnya mengenai berbagai motif tenun.

"Untuk motif, kita punya bermacam-macam. Khusus Tenun Toraja saja, ada beberapa jenis," katanya.

Naoemi mencontohkan, motif Sarita, jenis motifnya adalah tau-tau. Bagi Suku Toraja, motif tersebut sangat sakral, dan biasa juga disebut dengan kain doa. Adapula Sarita, dengan motif tongkonan.

"Untuk kain tenun jenis Sarita ini, harganya berkisar Rp700 ribu," sebutnya.

Selain Sarita, lanjutnya, ada juga tenun Paramba, Pamiring, dan Paruki. Semuanya berasal dari Toraja. Selain pakaian, biasa digunakan untuk membuat kerajinan berupa dompet, tas, bahkan sepatu.

"Untuk dompet, harganya antara Rp75 ribu hingga Rp300 ribu. Kalau dompet, terbuat dari tenun Paramba. Banyak warna biasanya, dan tidak mempunyai warna dasar. Sedangkan tenun Pamiring ini, kainnya dipakai untuk acara adat atau acara resmi," jelasnya.

Naoemi juga mengungkap berbagai persoalan yang dihadapi para pengrajin selama pandemi COVID-19. Mulai dari biaya operasional, hingga modal.

Namun, ia mengakui, para pengrajin sangat terbantu dengan adanya toko online seperti Tokopedia dan pameran online Kriya Asri.

"Dengan adanya toko online, para pengrajin sangat antusias untuk berkreasi. Kami harap, ada bantuan dari Dekranas, untuk para pengrajin potensial," tuturnya.

Untuk menggenjot pemasaran, isteri Andi Sudirman Sulaiman ini mengungkapkan pentingnya melibatkan kaum milenial dalam memasarkan produk-produk kerajinan.

Pihaknya juga telah bekerjasama dengan dinas terkait, agar para pengrajin mendapatkan bantuan pendampingan, sehingga produk yang dihasilkan memiliki daya saing.

"Ada pendampingan dari tenaga ahli desainer. Misalnya untuk produk sutera, didampingi tenaga ahli untuk menghasilkan pewarna alam dan sintesis. Ada juga pendampingan untuk pengrajin anyaman," katanya.

Begitupun dengan ecoprint, berbahan sutera. Dekranasda berkolaborasi dengan PKK Sulsel, untuk membuat pelatihan. Naoemi berharap, Dekranasda bisa menjadi induk dari para pengrajin. Sehingga, kerajinan yang dihasilkan berkualitas, modelnya kekinian, dan memiliki daya saing.

"Penggunaan teknologi juga sangat penting. Selain bantuan modal dan pendampingan tentunya," kata Naoemi.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024