Mamuju (ANTARA) - Kinerja ekspor komoditi pertanian di Provinsi Sulawesi Barat pada periode Januari hingga Agustus 2021 mencapai Rp2,56 triliun atau mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni Rp1,56 triliun.

"Pertumbuhan itu masih didominasi oleh produk turunan sawit 'Crude Palm Oil' (CPO)," kata Kepala Karantina Pertanian Mamuju Agus Karyono, pada Focus Group Discussion (FGD) akselerasi eskpor komoditas pertanian Sulbar yang berlangsung di Tribun Gedung Merah Putih Kompleks Gubernur Sulbar, Selasa.

"Kenaikan yang signifikan ini disebabkan karena tingginya permintaan negara tujuan dan kenaikan harga," tambahnya.

Beberapa komoditas di luar CPO kata Agus Karyono, adalah kopi dan cangkang sawit. 

Ia juga menyampaikan bahwa terdapat tujuh negara tujuan ekspor Sulbar, yaitu China, Pakistan, Korea Selatan, Rusia, Philipina, Jepang dan Bangladesh. 

"Komoditas ekspor yang belum tercatat atas nama Sulbar antara lain briket batok kelapa, kakao, getah pinus, nilam dan sarang burung walet," ujar Agus Karyono.

Ia menyampaikan, pada 2020 hingga 2024 pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian fokus mengembangkan komoditas porang dan sarang burung walet, karena mengalami permintaan dunia yang tinggi dan terus meningkat.

Untuk porang lanjut dia, negara tujuannya adalah Jepang dan Korea Selatan sedangkan sarang burung wallet ke China. 

Sementara itu, untuk sarang burung walet selama ini ekspornya dilakukan oleh Jawa Tengah dan Jawa Timur, karena di Sulbar belum ada industri pembersihan dan pemanasannya. 

Ia juga menyampaikan bahwa sarang burung walet yang dikirim keluar Sulbar kurun waktu tiga tahun terakhir tercatat 4,082 ton. 

"Kami siap menfasilitasi ekspor komoditas pertanian di Sulbar dengan menerbitkan 'Phytosanitary CertificatePC' yang merupakan persyaratan wajib dalam ekspor. PC merupakan jaminan bahwa komoditas tersebut sehat dan layak untuk diekspor," terang Agus Karyono.

Terkait pelaksanaan FGD akselerasi ekspor komoditas pertanian Sulbar, Agus Karyono menjelas bahwa kegiatan itu bertujuan, 
Mensosialisasikan, mensinergikan dan menyelaraskan program unggulan Kementerian Pertanian Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) komoditas pertanian.

Juga lanjutnya, menyamakan persepsi terhadap langkah-langkah di dalam mewujudkan ekspor tiga kali lipat komoditas pertanian serta mencari solusi terhadap permasalahan-permasalahan ekspor komoditas pertanian yang berasal dari Sulbar.

"Kesimpulan FGD hari ini adalah seluruh 'stakeholders' mendukung penuh upaya peningkatan dan percepatan ekspor komoditas pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Sulbar sesuai dengan tugas dan fungsi nya masing-masing," ujar Agus Karyono.

Sementara, Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Bambang yang mengikuti kegiatan itu secara virtual menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Sulbar atas antusiasnya mendorong peningkatan eskpor sekaligus juga mendukung program Gratieks. 

"Gratieks merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh pemangku kepentingan pertanian serta masyarakat dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk meningkatkan ekspor produk pertanian dan turunannya sebanyak tiga kali lipat di tahun 2020 - 2024," jelas Bambang.

Pewarta : Amirullah
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024