Makassar (ANTARA) - Energi Baru Terbarukan (EBT) tercatat sebagai penyumbang tertinggi penurunan emisi karbondioksida yakni 34,29 juta ton CO2 pada 2020 dibandingkan aksi mitigasi lainnya untuk menurunkan penyebab efek rumah kaca.

Hal itu dikemukakan Kasubdit Pengawasan Pengembangan Infrastruktur EBTKE, Kementerian ESDM Mustaba Ari Suryoko mewakili Direktur Aneka EBT DJEBTKE, Kementerian ESDM Chrisnawan Anditya pada virtual meeting membahas transisi energi, yang dipantau di Makassar. Selasa.

Dia mengatakan, dari lima aksi mitigasi untuk menurunkan efek rumah kaca dari karbondioksida, EBT mampu melampaui mitigasi efisiensi energi yang hanya mereduksi emisi 12,97 juta ton CO2, disusul bahan bakar rendah karbon 8,39 juta ton CO2,penggunaan teknologi pembangkit bersih tercatat 5,91 juta ton CO2 dan kegiatan lain 2,79 juta ton CO2.

Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut Mustaba Ari, pemerintah terus menggenjot proyek EBT di lapangan, karena lebih ramah lingkungan.

Hal itu sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 16/2016 tentang Pengesahan Paris Agreement (Kesepakatan Paris) yakni menurunkan emisi GRK 29 persen dengan kemampuan sendiri atau 41 persen dengan bantuan internasional pada 2030 sesuai NDC.

Kendati Indonesia sudah mampu menurunkan emisi 34,29 juta ton CO2, namun capaian itu masih jauh lebih rendah dari target reduksi emisi energi terbarukan yakni 170,42 juta ton C02.

Karena itu, lanjut Mustaba Ari, pemerintah menyiapkan grand strategi energi dengan visi mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi nasional.

Sedang tantangannya di lapangan, karena demand (permintaan) energi meningkat dan kapasitas pasokan energi terbatas.

Tantangan lainnya adalah produksi minyak mentah (crude) turun, impor crude dan BBM jenis gasoline meningkat. LPG masih impor, ekspor batubara tertekan, infrastruktur gas dan listrik belum terintegrasi. Tangkapan layar Target NDC Indonesia yang mencatat EBT tertinggi sumbang penurun emisi karbondioksida pada 2020 disampaikan pada virtual meeting membahas tentang transisi energi, Selasa (14/9/2021).ANTARA Foto / Suriani Mappong

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024