Makassar (ANTARA) - Tim forensik Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Polda Sulawesi Selatan mengungkapkan ada dugaan tanda-tanda kekerasan pada jasad korban DN (22) kakak AP (6), korban kekerasan anak usai diautopsi di pekuburan Lingkungan Lembang Panai, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa.

"Dapat saya sampaikan, memang tanda-tanda kekerasan itu ada. Cuman tidak mungkin disampaikan disini. Biarkan itu menjadi informasi teman-teman penyidik yah dan hasil lab kami nantinya (diekspos)," ujar . Dokter Forensik Biddokkes Polda Sulsel, Dr Deni Mathius, di Makassar, Rabu.

Saat ditanyakan pada bagian mana jasad korban mengalami dugaan kekerasan, dokter Deni belum bisa menyampaikan, karena masih dalam proses penyidikan Polda Sulsel dan Polres Gowa. Untuk hasil labolatorium lengkapnya akan disampaikan dua atau tiga pekan depan.

"Itulah saya bilang tadi, ada di beberapa tempat (jasad) ditemukan, (pukulan) benda tumpul. Soal detailnya akan disampaikan ke penyidik," papar dokter Deni.

Sementara itu, Kepala Urusan (Kaur) Dokpol Biddokes Polda Sulsel dokter Ria Haerani mengatakan, saat autopsi tim telah mengambil beberapa sampel yang bisa dijadikan petunjuk pada kasus ini sesuai temuan dari pihak penyidik. Selanjutnya, akan diperiksa dan dianalisa lebih lanjut.

Sedangkan untuk kesimpulan kata dia, belum bisa kita sampaikan sekarang. Sebab, masih menunggu pemeriksaan lebih lanjut sekitar dua sampai tiga pekan mendatang. Untuk proses autopsi, tentu diperiksa bagian luar jasad korban, dari kepala hingga bagian tubuhnya.

Ditanyakan apakah ada kesulitan saat proses autopsi korban, kata dia, tidak terlalu sulit, walaupun setelah jasad dikubur 20 hari terjadi pembusukan, namun masih bisa teridentifikasi.

"Kesimpulan awal belum bisa kita simpulkan. Tapi ada beberapa yang kita temukan (tanda kekerasan), cuma belum bisa kita sampaikan apakah itu menjadi penyebab kematiannya atau tidak," ujarnya.

Sebelumnya, tim forensik Biddokes Polda Sulsel bersama tim Polda Sulsel dan Polres Gowa melakukan ekshumasi atau penggalian makam korban DN di pekuburan Lingkungan Lembang Panai, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulsel pada Senin, 20 September 2021.

Proses ekshumasi di makam tersebut berdekatan dengan rumah korban dan berlangsung dua setengah jam antara pukul 12.00 WITA-14.30 WITA. Pengalian malam untuk keperluan autopsi ini atas persetujuan keluarga serta membuka tabir adanya dugaan pembunuhan.

Kematian DN menjadi misteri, sebab sehari kematiannya pada Selasa, 31 Agustus 2021, adiknya AP berusia enam juga mendapat kekerasan dari keluarga dekatnya, ibu, ayah, kakek dan pamannya pada Rabu 1 September 2021.

Aksi kekerasan itu terlihat dalam video yang kemudian viral. Korban AP dipegang erat ayahnya berinisial TAU (47), beserta pamannya (US) serta kakenya BA (70). Ibu kandungnya sendiri berinisial HAS (43) berusaha mencongkel mata kanan anaknya dengan jari telunjuk, diduga mendengar bisikan jin karena menuntut ilmu pesugihan atau ilmu hitam. 

Namun korban berhasil diselamatkan paman lainnya setelah anak itu berteriak-teriak kesakitan, lalu dilarikan ke puskesmas hingga dirujuk ke Rumah Sakit Syech Yusuf Gowa untuk mendapat perawatan medis. Hasil operasi matanya berjalan lancar, dan kondisi mata korban dinyatakan baik bisa melihat kembali.

Polisi telah menetapkan dua tersangka dalam kasus ini yakni pamannya US dan kakeknya BA. Sedangkan orang tuanya HAS dan TAU kini menjalani pemeriksaan kejiwaan di Rumah Sakit Jiwa Dadi (RSJD) Kota Makassar, untuk selanjutnya menjalani proses hukum.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024