Polman, Sulbar (ANTARA News) - Kerajinan tenun sutera di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, tetap bertahan menggunakan zat pewarna alam sebagai bahan dasar pewarna untuk mempertahankan ciri khas dan mutu sutra Mandar.

"Kami berupaya tetap mempertahankan kekhasan sutra hasil kerajinan warga di Polman untuk tetap menjaga pasar sutra kepada seluruh peminat kain sutra khas Mandar dengan menggunakan pewarna alami," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Polman, Kallang Marsuki, di Polman, Minggu.

Ia mengatakan, semakin modernnya perkembangan persutraan bisa jadi mengurangi kekhasan sutra dan salah satunya adalah penggunaan zat pewarna yang dianggap bisa mengurangi mutu serta daya saing sutra, khususnya di pasar nasional maupun internasional.

Banyak keuntungan yang didapatkan dengan penggunaan zat pewarna alam, Kallang mengaku, selama ini banyak peminat sutra yang lebih memilih sutra asal Mandar karena tetap mempertahankan teknik pembuatan kain sutra, baik melalui penenunan secara manual, maupun pewarnaannya.

Meskipun dianggap berpengaruh terhadap kuantitas produksi, namun dengan teknik tersebut memiliki keunggulan tersendiri dan bisa menjadi ukuran tinggi rendahnya harga yang dipatok pada setiap lembar sutra yang diperdagangkan.

"Bisa saja sutra yang dibuat dengan teknik pewarnaan modern mampu menghasilkan sutra dalam jumlah banyak, namun dari segi kualitas akan mempengaruhi harga penjualan dan bisa lebih murah dibanding dengan teknik yang digunakan saat ini," jelasnya.

Diakui, ada beberapa teknik yang sudah harus diperbaharui agar lebih modern, namun tidak harus menghilangkan ciri khas serta kualitas yang dihasilkan sehingga peminat sutra asal Mandar tidak kecewa dengan kualitas yang dihasilkan.

Selain itu, penggunaan pewarna alami, menurut Kallang, adalah untuk menjaga agar tidak terjadi pencemaran terhadap lingkungan yang juga bisa berdampak langsung terhadap manusia, khususnya daerah sekitar pembuangan limbah.

"Bisa saja penenun sutra menggunakan zat pewarna buatan biasa, namun kami tetap mempertimbangkan dampak negatif yang ditimbulkan, apalagi masih ada alternatif yang lebih menunjang kualitas serta jauh dari pencemaran melalui penggunaan zat pewarna alam," ungkapnya.

Ia mengaku, saat ini pemerintah tengah mengembangkan sistem pembuatan pewarna alami agar bisa lebih modern dan tidak kalah saing oleh sistem pewarna yang sering digunakan pada jenis tekstil maupun kain lainnya dengan kadar pencemaran yang cukup besar. (T.PSO-284/Y008) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024