Makassar (ANTARA) - Tim Komisi IV DPR RI meninjau produksi beras di gudang Perum Bulog Panaikang, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Sulawesi Selatan dalam rangka menjamin ketahanan pangan bagi masyarakat.

“Kami melihat di sini pengolahan beras sangat bagus, dari beras asli hingga premium yang bisa langsung dikonsumsi masyarakat,” kata Ketua Kelompok Anggia Erma Rini saat mengunjungi proses produksi beras menggunakan Rice to Rice (RTR). ) di gudang Bulog Makassar, Jumat.

Dikatakannya, mesin RTR di Indonesia hanya memiliki tujuh pabrik dan merupakan inovasi yang menarik, karena bersih dan siap dikonsumsi karena beras premium yang diolah dengan teknologi terkini.

"Kalau bahasa saya tempat salon, spa, make over rice, maka nasi biasa jadi lebih mengkilat (bersih). Tapi yang perlu diperhatikan adalah nutrisinya, karena pasti berkurang setelah diolah," kata legislator perempuan itu. dari Fraksi PKB.

Diakuinya, Sulawesi Selatan merupakan penghasil beras terbesar di luar Pulau Sulawesi. Sehingga perlu adanya intervensi inovasi yang lebih komprehensif agar dapat dikelola dengan baik.

Meski jangkauan distribusi pangan Perum Bulog di Sulawesi Selatan hingga Papua dan Indonesia Timur secara umum, penyaluran PR Bulog masih belum maksimal, termasuk kerjasama dengan Pemerintah Daerah.

"Antara pemerintah harus ada kerjasama yang baik, karena Bulog punya tugas mendistribusikan, sedangkan penyalurannya belum maksimal. Yang bansosnya harus beras Bulog saja, tidak harus beli yang lain," ujarnya.

Soal bantuan Penyertaan Modal Negara (PMN) ke Perum Bulog senilai Rp2 triliun, tepat sasaran, kata dia, alokasi untuk inovasi baru, termasuk penyediaan pengolahan beras melalui mesin RTR.

“Apakah targetnya tepat, kami belum menghitung karena ada tujuh pabrik RTR di Indonesia, karena masih akan dilihat lagi (hasilnya),” tambah Anggia.
  Sejumlah pekerja bersiap mengemas beras premium menggunakan mesin Rice to Rice (RTR) di gudang Perum Bulog Divre Panaikang, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (15/10/2021). ANTARA/Darwin Fatir.

Sementara Direktur Rantai Pasokan dan Pelayanan Publik Perum Bulog Pusat, Mokhammad Suyamto mengatakan, peran Bulog adalah menjaga ketahanan pangan antara 1 juta ton hingga 1,5 juta ton yang harus selalu ada di gudang Bulog.

"Stok yang dikuasai Bulog selama ini 1,23 juta ton. Artinya stok sangat aman dalam kisaran yang diterapkan pemerintah," katanya.

Selama ini Perum Bulog terus menyerap beras, beras petani saat panen raya. Harapannya, stok hingga akhir tahun bisa sangat aman untuk pengendalian dan cadangan penanggulangan bencana.

Peninjauan tersebut juga dihadiri oleh anggota Komisi IV, Renny Astuti, Sulaeman Hamzah,
Hanan A. Rozak, Andi Akmal Pasaluddin dan Azikin Solthan. Turut hadir Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian Fadjry Djufry dan Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan Hj Fitriani serta Kepala Kantor Perum Bulog Sulselbar Eko Pranoto beserta jajarannya.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024