Makassar (ANTARA) - Kepala Subbagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah 6 Sulampua (Sulawesi, Maluku, Papua), Ferdian Ario Sasongko mengatakan, tingkat literasi dan inklusi pasar modal di Sulawesi Selatan masih rendah.

“Hasil survei literasi dan inklusi keuangan tahun 2019 menunjukkan bahwa baik secara nasional maupun Sulsel memiliki tingkat literasi dan inklusi pasar modal yang paling rendah dibandingkan dengan yang lain,” kata Ferdian dalam workshop Jurnalis terkini yang diadakan secara virtual oleh Bursa Efek Indonesia. (BEI) Perwakilan Sulawesi Selatan di Makassar, Jumat.

Dikatakannya, dari hasil survei tersebut, angka literasi pasar modal sebesar 1,55 persen dan angka inklusi secara nasional sebesar 4,92 persen.

Kondisi tersebut menempatkan pasar modal dengan tingkat literasi dan inklusi terendah dibandingkan dana pensiun, pembiayaan, KPR, asuransi dan perbankan.

Rendahnya literasi keuangan menjadi salah satu

penyebab masih banyaknya masyarakat yang terjebak dalam 'investasi bodoh' .

Hal senada juga diungkapkan Kepala Perwakilan BEI Sulawesi Selatan Fahmin Amirullah pada kesempatan yang sama. .

Rendahnya tingkat literasi dan inklusi pasar modal, lanjutnya, ada beberapa alasan mengapa jumlah investor Indonesia masih sangat kecil dibandingkan dengan jumlah penduduknya, meski berpredikat sebagai negara dengan ekonomi terbesar dan penduduk terbesar di ASEAN.

Menurut Fahmin, setidaknya ada empat alasan yang menjadi tantangan di lapangan, yakni pandangan bahwa investasi saham itu mahal, trauma dengan kasus-kasus investasi yang bodoh, pandangan orang tua jika berjudi dan kata-kata orang jika berinvestasi di pasar modal berjalan. bangkrut dengan cepat.

Ini empat isu utama, lanjutnya, yang menjadi PR umum untuk mendorong masyarakat atau calon investor sehingga pasar modal juga menjadi pilihan investasi yang pada akhirnya akan mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
  Tangkapan layar Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Sulawesi Selatan Fahmin Amirullah dalam lokakarya Jurnalis up-date virtual di Makassar, Jumat (15/10/2021). ANTARA / Suriani Mappong
 

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024