Sofifi, Maluku Utara (ANTARA) - Kafilah Sumatera Barat Rusydi Haris Dwiputra melaju ke babak final Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Nasional XXVI 2021 di Sofifi, Maluku Utara (Malut) pada Kamis.
Rusydi tampil di babak final dengan nomor urut enam bersaing dengan dua peserta lainnya pada lomba yang digelar di Aula DPRD Maluku Utara.
Cabang Tafsir Bahasa Arab diawali dengan pembacaan soal untuk menguji hafalan Al Quran peserta. Dewan hakim akan membacakan ayat Al Quran dan kemudian peserta diminta melanjutkan sebanyak empat soal.
Usai soal tahfiz dilanjutkan dengan pertanyaan seputar tafsir Al Quran dalam bahasa Arab. Peserta diminta menjelaskan makna ayat yang telah ditentukan oleh dewan hakim.
Rusydi lahir di Solok pada 28 Juni 2000 dan saat ini tercatat sebagai mahasiswa semester III Sastra Arab Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang.
Sosok yang hafal Al Quran 30 juz sejak usia SMP tersebut menempuh pendidikan SD di Solok, kemudian Darul Hufaz dan melanjutkan ke MAN 1 Solok.
Sebelumnya Rusydi pernah mengikuti ajang nasional tahfiz 10 juz di Jakarta dan tahfiz 20 juz di Kalimantan Utara
Untuk persiapan Rusydi berlatih minimal satu jam per hari bahkan juga latihan secara daring bersama pelatih.
"Fokus latihan kepada hafalan dan tafsir," kata dia.
Ia mengakui kesulitan dalam bertanding di bidang tafsir bahasa Arab adalah harus menghafal ayat, memahami makna dan asal usul turunnya ayat.
Anak kedua dari 10 bersaudara itu pun optimistis bisa meraih kemenangan kendati tidak mematok target.
"Kalau pasang target akan jadi beban," ujarnya.
Ia mengakui sempat merasa gugup jelang tampil bahkan kesulitan makan namun alhamdulillah saat tampil tidak ada kendala berarti.
Untuk pengumuman nilai peserta akan ditampilkan secara daring pada Kamis malam.
Sementara Kepala Biro Bina Mental dan Kesra Pemprov Sumbar Syaifullah menyampaikan keikutsertaan Sumbar dalam STQ tidak hanya semata mengejar kemenangan namun juga turut serta menegakkan syiar Islam.
Rusydi tampil di babak final dengan nomor urut enam bersaing dengan dua peserta lainnya pada lomba yang digelar di Aula DPRD Maluku Utara.
Cabang Tafsir Bahasa Arab diawali dengan pembacaan soal untuk menguji hafalan Al Quran peserta. Dewan hakim akan membacakan ayat Al Quran dan kemudian peserta diminta melanjutkan sebanyak empat soal.
Usai soal tahfiz dilanjutkan dengan pertanyaan seputar tafsir Al Quran dalam bahasa Arab. Peserta diminta menjelaskan makna ayat yang telah ditentukan oleh dewan hakim.
Rusydi lahir di Solok pada 28 Juni 2000 dan saat ini tercatat sebagai mahasiswa semester III Sastra Arab Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang.
Sosok yang hafal Al Quran 30 juz sejak usia SMP tersebut menempuh pendidikan SD di Solok, kemudian Darul Hufaz dan melanjutkan ke MAN 1 Solok.
Sebelumnya Rusydi pernah mengikuti ajang nasional tahfiz 10 juz di Jakarta dan tahfiz 20 juz di Kalimantan Utara
Untuk persiapan Rusydi berlatih minimal satu jam per hari bahkan juga latihan secara daring bersama pelatih.
"Fokus latihan kepada hafalan dan tafsir," kata dia.
Ia mengakui kesulitan dalam bertanding di bidang tafsir bahasa Arab adalah harus menghafal ayat, memahami makna dan asal usul turunnya ayat.
Anak kedua dari 10 bersaudara itu pun optimistis bisa meraih kemenangan kendati tidak mematok target.
"Kalau pasang target akan jadi beban," ujarnya.
Ia mengakui sempat merasa gugup jelang tampil bahkan kesulitan makan namun alhamdulillah saat tampil tidak ada kendala berarti.
Untuk pengumuman nilai peserta akan ditampilkan secara daring pada Kamis malam.
Sementara Kepala Biro Bina Mental dan Kesra Pemprov Sumbar Syaifullah menyampaikan keikutsertaan Sumbar dalam STQ tidak hanya semata mengejar kemenangan namun juga turut serta menegakkan syiar Islam.