Bantaeng, Sulsel (ANTARA News) - Wakil rakyat Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) belajar agrobisnis di Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Wakil rakyat berjumlah 23 orang termasuk empat pimpinan SKPD bidang pertanian, Perindag, Penanggulangan Bencana, Dinas Pendidikan dan Kepala Puskesmas tersebut dipimpin Wakil Bupati Kabupaten Sijunjung Mukhlis Anwar dan Ketua DPRD Muklis Ridwan.

Selain ke daerah berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar ini, Jumat, rombongan para wakil rakyat dan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) tersebut juga melakukan kunjungan ke Kabupaten Gowa untuk melihat sistem pendidikan dan pengembangan UKM yang ada di daerah tetangga Kota Makassar itu.

Wakil Bupati Kabupaten Sijunjung H Mukhlis Anwar ketika diterima Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah di rumah jabatan Bupati Bantaeng, Rabu (21/9) mengatakan, kunjungannya ini dimaksudkan untuk belajar lebih banyak tentang agro industri yang sangat maju di Bantaeng.

Produk pertanian di daerah berjuluk Butta Toa ini bahkan sudah dipasarkan ke manca negara (ekspor) seperti talas, biji kapok, tongkol jagung, ikan dan lainnya.

Daerah ini juga berhasil memproduksi bibit sendiri dan siap memasok daerah lainnya yang dapat disesuaikan dengan kondisi wilayah.

Karena itulah, kami sangat tertarik mempelajari keunggulan pengembangan sektor pertanian berbasis teknologi tersebut sebab kondisi wilayah Kabupaten Sijunjung juga memiliki potensi untuk pengembangan pertanian, jelasnya.

"Kabupaten Sijunjung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Sawahlunto juga pernah menjadi daerah tertinggal," urainya. Daerah baru di Sumbar ini memiliki delapan kecamatan dengan 60 nagari (desa/kelurahan).

Daerah ini juga memiliki potensi tambang dan batu mangan. Kini juga digiatkan penambangan emas, jelas Wakil Bupati seraya mengemukakan APBD yang berjumlah Rp530 miliar.

Untuk menopang pendapatan masyarakat yang 70 persen petani, Sijunjung juga mengembangkan tanaman karet serta pengembangan ternak sapi yang untuk wilayah Sumatera, di Sijunjunglah menjadi tempat transaksinya.

Untuk melengkapi kunjungannya, rombongan para wakil rakyat yang disertai SKPD tersebut juga melakukan peninjauan langsung ke "show window" melihat penangkaran benih padi berbasis teknologi dengan varietas Inpari 6, 7 dan 9.

Di lokasi tersebut, Dr Mokhtar Nawir, staf ahli bupati bidang pertanian juga memperlihatkan varietas padi gogo Inpago 4,5 dan 6 BS untuk label kuning.

Menurut Mokhtar, melalui teknologi, dapat ditingkatkan laju pertumbuhan anakan sekunder dan tersier sehingga meningkatkan jumlah produksi.

Sebelumnya, rombongan tersebut juga melihat pola kerja Brigade Siaga Bencana (BSB) serta pengembangan talas dan bunga di Balai Benih Loka serta melakukan panen bawang merah di Muntea, Desa Bontolojong, Kecamatan Ulu Ere.

Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah ketika menjamu tetamunya itu menjelaskan potensi wilayahnya yang terbagi dalam 3 zona (pesisir, dataran rendah dan tinggi).

Masing-masing zona memiliki keunggulan sendiri-sendiri yang akan dioptimalkan untuk mengembalikan kejayaan Kabupaten Bantaeng.

"Daerah ini pernah menjadi pusat pemerintahan (afdeling) yang membawahi Kabupaten Jeneponto, Bulukumba dan Sinjai serta pusat pendidikan dan ekonomi daerah di selatan Sulsel," ujarnya.

Selain pengembangan dalam bentuk zonasi tersebut, Pemda juga mengembangkan wisata pantai Marina Korong Batu dan agrowisata apel dan strowberi di dataran tinggi Kecamatan Ulu Ere.

Pada dataran tinggi tesebut juga dikembangkan hortikultura sayuran, bawang dan lainnya. Khusus tanaman apel yang juga berfungsi sebagai tanaman konservasi, hingga kini sudah dikembangkan pada areal seluas 60 Ha, urainya.

Bupati HM Nurdin Abdullah juga mengemukakan focus pengembangan komoditas tersebut yang harus memiliki pasar (komoditi berbasis pasar). "Kalau ada pasarnya, kita kembangkan," ujarnya. (T.KR-HK/F003) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024