Makassar (ANTARA) - Yayasan Hadji Kalla bersama Jenewa Institute memberikan pelatihan tentang cara membuat makanan pendamping air susu ibu (MP ASI) untuk mencegah stunting kepada masyarakat Pulau Barrang Lompo, Makassar, Sulawesi Selatan.
Muh Jumadi selaku Perwakilan dari Yayasan Hadji Kalla di Makassar, Selasa, mengatakan bahwa program ini akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan dalam pengawasan langsung oleh tim Yayasan Kalla dan Jenewa Institute.
"Kami berharap pelatihan ini dapat membawa dampak positif bagi masyarakat Pulau Barrang Lompo terutama para ibu yang tengah mendampingi anak-anaknya tumbuh dan berkembang," ujarnya.
Pelatihan untuk para ibu dan kader kesehatan dalam rangka pencegahan dan penurunan angka stunting di Pulau Barrang Lompo, Kecamatan Kepulauan Sangkarrang, itu dilaksanakan pada Senin (15/11).
Stunting yang merupakan masalah kekurangan gizi kronis, disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi, sehingga tubuh anak lebih kerdil (pendek) dari usianya.
Stunting merupakan masalah yang telah terjadi cukup lama di Kecamatan Kepulauan Sangkarrang, terutama di Pulau Barrang Lompo yang menurut hasil survei awal dari tim Jenewa Institut mencapai angka 30 persen.
"Maka dari itu, pelatihan pencegahan stunting melalui pembuatan makanan pendamping ASI berbahan baku lokal ini merupakan salah satu cara menanggulangi masalah stunting di lokasi ini," tambah Jumadi.
Sebanyak lebih dari 32 peserta mengikuti pelatihan tersebut, terdiri dari petugas puskesmas, kader posyandu, remaja putri dan ibu hamil dari Pulau Barrang Lompo.
Direktur Eksekutif Jenewa Institute Surahmansah Said menjelaskan bahwa pelatihan yang dilaksanakan pada pagi hingga sore hari tersebut berjalan lancar sesuai dengan rencana.
“Alhamdulillah, pelatihan hari ini berjalan dengan lancar sesuai dengan perencanaan kita, di mana sebelum kegiatan ini kita lakukan, kita telah melakukan survei dan assesment sebagai data awal kita melakukan pelatihan ini," kata dia.
Hal ini dilakukan, kata Jumadi, karena memang langkah yang dipilih dari Yayasan Hadji Kalla adalah menciptakan resep MP ASI yang terbuat dari bahan pangan lokal di wilayah ini.
Peserta yang ikut dalam pelatihan terlihat sangat antusias.
Pemateri pertama Prof Veni Hadju menyampaikan tentang stunting dan langkah pencegahan stunting. Kemudian yang kedua ada paparan resep MP ASI.
Resepnya sendiri ada 18 macam yang akan digunakan sebagai MP ASI di Pulau Barrang Lompo. Ada beberapa menu yang dibuat oleh para peserta di pelatihan dari berbagai macam ikan laut dan juga sayuran.
Dari ke-18 resep tersebut telah dibuatkan rekomendasi resep yang telah dicetak menjadi buku dan akan menjadi acuan bagi Puskesmas.
Tujuannya adalah untuk memberikan banyak pilihan kepada masyarakat tentang apa yang akan mereka berikan kepada para baduta (bawah dua tahun) mereka.
"Sehingga bahan yang dipilih ini betul-betul merupakan hasil pangan laut yang menjadi unggulan yang ada di Pulau Barrang Lompo yang tentunya mudah untuk didapatkan oleh masyarakat, utamanya para ibu”, lanjut Surahmansah.
“Salah satu kunci gizi seimbang adalah makanan yang beraneka ragam. Tinggal masyarakat yang memilih yang mana yang cocok untuk baduta-nya," ujarnya.
Lurah Barrang Lompo, Kurniati menyampaikan bahwa ada penurunan stunting, namun angkanya masih di atas rata-rata wilayah dan angkanya bahkan mirip dengan angka nasional. Rumusnya adalah 1 dari 5 anak itu adalah stunting dan data tersebut sangat representatif di wilayah Pulau Barrang Lompo.
“Kami juga bersyukur karena kegiatan kita ini sangat didukung oleh dinkes dan puskesmas setempat. Sebelumnya juga dukungan diberikan oleh pemerintah Kota Makassar yang mengharapkan adanya percepatan penanganan untuk menurunkan angka stunting di wilayah ini”, kata Kurniati.
Sementara itu, Yanti sebagai salah seorang peserta pelatihan, mengaku senang karena bisa menambah ilmunya lewat pelatihan yang diberikan oleh Yayasan Hadji Kalla dan Jenewa Institute.
"Saya bisa mengetahui lebih banyak bahan makanan yang tepat dan cara pengolahan yang baik untuk mencegah stunting di mana makanan tersebut akan diberikan kepada anak-anak kami," ujarnya.
Muh Jumadi selaku Perwakilan dari Yayasan Hadji Kalla di Makassar, Selasa, mengatakan bahwa program ini akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan dalam pengawasan langsung oleh tim Yayasan Kalla dan Jenewa Institute.
"Kami berharap pelatihan ini dapat membawa dampak positif bagi masyarakat Pulau Barrang Lompo terutama para ibu yang tengah mendampingi anak-anaknya tumbuh dan berkembang," ujarnya.
Pelatihan untuk para ibu dan kader kesehatan dalam rangka pencegahan dan penurunan angka stunting di Pulau Barrang Lompo, Kecamatan Kepulauan Sangkarrang, itu dilaksanakan pada Senin (15/11).
Stunting yang merupakan masalah kekurangan gizi kronis, disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi, sehingga tubuh anak lebih kerdil (pendek) dari usianya.
Stunting merupakan masalah yang telah terjadi cukup lama di Kecamatan Kepulauan Sangkarrang, terutama di Pulau Barrang Lompo yang menurut hasil survei awal dari tim Jenewa Institut mencapai angka 30 persen.
"Maka dari itu, pelatihan pencegahan stunting melalui pembuatan makanan pendamping ASI berbahan baku lokal ini merupakan salah satu cara menanggulangi masalah stunting di lokasi ini," tambah Jumadi.
Sebanyak lebih dari 32 peserta mengikuti pelatihan tersebut, terdiri dari petugas puskesmas, kader posyandu, remaja putri dan ibu hamil dari Pulau Barrang Lompo.
Direktur Eksekutif Jenewa Institute Surahmansah Said menjelaskan bahwa pelatihan yang dilaksanakan pada pagi hingga sore hari tersebut berjalan lancar sesuai dengan rencana.
“Alhamdulillah, pelatihan hari ini berjalan dengan lancar sesuai dengan perencanaan kita, di mana sebelum kegiatan ini kita lakukan, kita telah melakukan survei dan assesment sebagai data awal kita melakukan pelatihan ini," kata dia.
Hal ini dilakukan, kata Jumadi, karena memang langkah yang dipilih dari Yayasan Hadji Kalla adalah menciptakan resep MP ASI yang terbuat dari bahan pangan lokal di wilayah ini.
Peserta yang ikut dalam pelatihan terlihat sangat antusias.
Pemateri pertama Prof Veni Hadju menyampaikan tentang stunting dan langkah pencegahan stunting. Kemudian yang kedua ada paparan resep MP ASI.
Resepnya sendiri ada 18 macam yang akan digunakan sebagai MP ASI di Pulau Barrang Lompo. Ada beberapa menu yang dibuat oleh para peserta di pelatihan dari berbagai macam ikan laut dan juga sayuran.
Dari ke-18 resep tersebut telah dibuatkan rekomendasi resep yang telah dicetak menjadi buku dan akan menjadi acuan bagi Puskesmas.
Tujuannya adalah untuk memberikan banyak pilihan kepada masyarakat tentang apa yang akan mereka berikan kepada para baduta (bawah dua tahun) mereka.
"Sehingga bahan yang dipilih ini betul-betul merupakan hasil pangan laut yang menjadi unggulan yang ada di Pulau Barrang Lompo yang tentunya mudah untuk didapatkan oleh masyarakat, utamanya para ibu”, lanjut Surahmansah.
“Salah satu kunci gizi seimbang adalah makanan yang beraneka ragam. Tinggal masyarakat yang memilih yang mana yang cocok untuk baduta-nya," ujarnya.
Lurah Barrang Lompo, Kurniati menyampaikan bahwa ada penurunan stunting, namun angkanya masih di atas rata-rata wilayah dan angkanya bahkan mirip dengan angka nasional. Rumusnya adalah 1 dari 5 anak itu adalah stunting dan data tersebut sangat representatif di wilayah Pulau Barrang Lompo.
“Kami juga bersyukur karena kegiatan kita ini sangat didukung oleh dinkes dan puskesmas setempat. Sebelumnya juga dukungan diberikan oleh pemerintah Kota Makassar yang mengharapkan adanya percepatan penanganan untuk menurunkan angka stunting di wilayah ini”, kata Kurniati.
Sementara itu, Yanti sebagai salah seorang peserta pelatihan, mengaku senang karena bisa menambah ilmunya lewat pelatihan yang diberikan oleh Yayasan Hadji Kalla dan Jenewa Institute.
"Saya bisa mengetahui lebih banyak bahan makanan yang tepat dan cara pengolahan yang baik untuk mencegah stunting di mana makanan tersebut akan diberikan kepada anak-anak kami," ujarnya.