Makassar (ANTARA) - Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IX Sultanbatara Prof Dr Jasruddin, mendorong Fakultas Farmasi UMI Makassar, mengembangkan obat-obatan tradisional yang berasal dari nenek moyang.

Prof Jasruddin di Makassar, Kamis, juga berharap Farmasi memiliki bank data tentang pengembangan obat-obatan terkhusus di Kawasan Indonesia Timur (KTI).

"Kita punya kekayaan berupaya obat-obatan tradisional. Jadi kita tidak bisa langsung menolak (obat tradisional) namun tugas kita bagaimana melakukan penelitian dan kita kembangkan," ujarnya pada acara penyerahan SK Prodi Magister Farmasi UMI.

Ia menjelaskan saat ini seluruh dunia mulai mengalihkan fokus untuk pengembangan obat-obatan dari bahan dari alam (herbal).

Bahkan di China, kata dia, sudah dihadirkan ilmu pengobatan kedokteran barat dan kedokteran timur yang kemudian dipadukan untuk menghasilkan obat yang ampuh namun dari sisi dampak atau efek sampingnya sedikit atau bahkan tidak ada.

"Jadi bagaimana agar dari perpaduan bahan alami dan pengetahuan modern, menghasilkan obat yang lebih baik dan dampak negatifnya bisa lebih ditekan," ujarnya.

Untuk itu, mahasiswa atau dosen Farmasi UMI bisa mencari informasi terkait obat-obatan tradisional dari kampung-kampung dan kemudian diteliti dan dikembangkan hingga bisa diproduksi.

"Jika bisa dilakukan oleh S1 dan S2 Farmasi UMI, maka sekaligus menjadi misi penyelamatan kepada orang yang terdampak obat modern," lanjut dia

Rektor UMI Prof Dr Basri Modding, mengatakan dengan pembukaan Prodi S2 Farmasi, maka UMI sekarang sudah memiliki sebanyak 11 program magister.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024