Makassar (ANTARA) - Peneliti memaparkan potensi pemanfaatan ikan zebra sebagai bahan penelitian obat berbagai penyakit, pada sebuah webinar internasional, Senin.
Webinar itu digelar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Hassanudin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan.
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan Unhas Prof dr Muh. Nasrum Massi PhD SpMK, mengatakan di kalangan para peneliti ikan zebra (zebrafish) memang banyak dimanfaatkan sebagai bahan uji penelitian.
"Embrio ikan yang transparan dan berkembang di luar tubuh induk bisa membantu para peneliti ataupun ilmuwan memanipulasi gen agar menyerupai penyakit manusia dan mengamati langsung perubahan penyakit," kata Prof Nasrum.
Sementara itu, Dean-Faculty of Biological Sciences Nitte University India Dr Anirban Chakraborty, mengatakan ikan zebra merupakan salah satu spesies ikan dari keluarga siprinide dengan ukuran tubuh sekitar 3–5 sentimeter.
Ikan ini hidup di perairan yang tenang dengan permukaan tanah berpasir, berlanau, atau berkerikil di area persawahan, lahan basah, dan akuarium.
Baca juga: BPOM: Indonesia potensial sumber daya genetik untuk obat bahan alam
Ia menjelaskan, bentuknya yang transparan membantu para ilmuwan mempelajari sistem vaskular serta sistem lainnya dengan memasukkan fluoresensi.
Di otaknya ditemukan sel pemulung tak terduga, yang menyingkirkan kotoran. Sel semacam itu dapat timbul pada manusia dan bisa dikendalikan, yang berguna untuk melawan demensia dan stroke.
Sejauh ini, penelitian ikan zebra telah menghasilkan pengetahuan tentang kanker, diabetes, penyakit otot, dan banyak lagi. Ikan perenang kecil bergaris-garis tersebut memiliki potensi besar memajukan penelitian medis di masa yang akan datang.
Menurut dia, ada beberapa hal yang membuat ikan ini menjadi pilihan dalam penelitian, antara lain ukuran kecil, transparans embrionik, perkembangan eks-utero yang cepat hingga alat manipulasi genom,"ujarnya.
"Ikan ini memiliki potensi sebagai model vertebrata alternatif dan pilihan bagi para ahli biologi, ahli toksikologi, ahli farmakologi.
Terlepas dari keterbatasan, ikan zebra dapat secara efektif melengkapi sistem model mamalia dan non-mamalia lainnya," sambung Dr Anirban.
Webinar itu digelar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Hassanudin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan.
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan Unhas Prof dr Muh. Nasrum Massi PhD SpMK, mengatakan di kalangan para peneliti ikan zebra (zebrafish) memang banyak dimanfaatkan sebagai bahan uji penelitian.
"Embrio ikan yang transparan dan berkembang di luar tubuh induk bisa membantu para peneliti ataupun ilmuwan memanipulasi gen agar menyerupai penyakit manusia dan mengamati langsung perubahan penyakit," kata Prof Nasrum.
Sementara itu, Dean-Faculty of Biological Sciences Nitte University India Dr Anirban Chakraborty, mengatakan ikan zebra merupakan salah satu spesies ikan dari keluarga siprinide dengan ukuran tubuh sekitar 3–5 sentimeter.
Ikan ini hidup di perairan yang tenang dengan permukaan tanah berpasir, berlanau, atau berkerikil di area persawahan, lahan basah, dan akuarium.
Baca juga: BPOM: Indonesia potensial sumber daya genetik untuk obat bahan alam
Ia menjelaskan, bentuknya yang transparan membantu para ilmuwan mempelajari sistem vaskular serta sistem lainnya dengan memasukkan fluoresensi.
Di otaknya ditemukan sel pemulung tak terduga, yang menyingkirkan kotoran. Sel semacam itu dapat timbul pada manusia dan bisa dikendalikan, yang berguna untuk melawan demensia dan stroke.
Sejauh ini, penelitian ikan zebra telah menghasilkan pengetahuan tentang kanker, diabetes, penyakit otot, dan banyak lagi. Ikan perenang kecil bergaris-garis tersebut memiliki potensi besar memajukan penelitian medis di masa yang akan datang.
Menurut dia, ada beberapa hal yang membuat ikan ini menjadi pilihan dalam penelitian, antara lain ukuran kecil, transparans embrionik, perkembangan eks-utero yang cepat hingga alat manipulasi genom,"ujarnya.
"Ikan ini memiliki potensi sebagai model vertebrata alternatif dan pilihan bagi para ahli biologi, ahli toksikologi, ahli farmakologi.
Terlepas dari keterbatasan, ikan zebra dapat secara efektif melengkapi sistem model mamalia dan non-mamalia lainnya," sambung Dr Anirban.