Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat menggelar apel konsolidasi penanganan bencana alam sebagai bentuk kesiapan daerah menghadapi ancaman tanah longsor, pohon tumbang, dan luapan air, dampak cuaca ekstrem di wilayah tersebut.

Apel konsolidasi penanganan bencana alam yang berlangsung Mapolres Majene dipimpin Sekretaris Daerah Kabupaten Majene Ardiansyah dengan dihadiri kapolres, dandim, Satpol PP, Dinas Perhubungan, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum, BPBD, Balai Jalan, Relawan Siaga 86, serta para pemangku kepentingan di daerah itu.

Sekretaris Daerah Kabupaten Majene Ardiansyah menyampaikan di tengah merebak pandemi COVID-19, daerah itu juga dihadapkan dengan berbagai ancaman bencana alam.

Oleh karena itu, katanya, diperlukan kesiapsiagaan seluruh elemen pemerintah atau instansi di Kabupaten Majene untuk mengantisipasi dampak perubahan cuaca ekstrem.

"Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, curah hujan akan terus meningkat di berbagai daerah, termasuk Kabupaten Majene yang dampaknya sudah kita rasakan saat ini misalnya longsor, banjir, dan beberapa dampak lainnya," katanya.

Ia menjelaskan tentang perlunya langkah-langkah kesiapan diri dengan segala sumber daya serta sarana prasarana untuk saling bahu-membahu dalam mengatasi bencana di daerah itu.

"Perubahan cuaca yang ekstrem di tengah pandemi, tentu menjadi perhatian kita bersama dengan tetap memedomani protokol kesehatan dengan tetap memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak," ujar Ardiansyah.

Kapolres Majene AKBP Febryanto Siagian berharap, keterpaduan fungsi, peran, dan tanggung jawab dapat terus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.

Ia mengimbau masyarakat selalu waspada mengingat ancaman banjir, tanah longsor, dan angin kencang cukup besar menyusul intensitas hujan di Kabupaten Majene masih tinggi.

Pewarta : Amirullah
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024