Jakarta (ANTARA) - Tim nasional Indonesia hanya membutuhkan setidak-tidaknya hasil seri dari laga pamungkasnya di Grup B Piala AFF 2020 kontra Malaysia di Stadion Nasional, Singapura, Minggu (19/12) malam, untuk lolos ke semifinal.

Namun, meraup satu poin dari lawan sekaliber Malaysia bukanlah perkara mudah. Apalagi, skuad berjuluk “Harimau Malaya” juga mengincar kemenangan demi melaju ke empat besar.

Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong menyadari betul hal itu. Mereka merasakan tekanan, begitu pula Malaysia. Hasrat untuk melangkah ke dari penyisihan grup begitu besar.

Itu masih soal teknis sepak bola, belum di luar lapangan. Shin mengetahui dengan pasti bagaimana panasnya rivalitas antara timnas Indonesia dan Malaysia.

Lihat saja, dua kali pertemuan di Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia 2019, baik di Jakarta maupun Kuala Lumpur—di mana Indonesia kalah 2-3 serta 0-2, selalu diwarnai kericuhan antarsuporter yang membuat pihak keamanan masing-masing negara turun tangan.

Situasi demikian membuat Shin Tae-yong mewanti-wanti pemainnya untuk bermain tenang di lapangan. Evan Dimas dan kawan-kawan diminta fokus ke pertandingan, menjalankan semua strategi serta taktik sesuai rencana.

“Kalau mental pemain kuat, kami pasti mendapatkan hasil yang baik dari pertandingan melawan Malaysia. Kami tidak pernah tahu bagaimana nantinya situasi laga nanti, yang pasti saya mau pemain tidak lengah,” ujar juru taktik asal Korea Selatan tersebut.

Shin Tae-yong memastikan semua personel di timnya dalam keadaan siap tempur untuk laga tersebut. Bek tengah bertinggi badan 1,94 meter Elkan Baggott juga sudah dapat beraktivitas kembali lantaran telah menuntaskan masa karantina selama lima hari setelah dirinya tersangkut kasus COVID-19 di Singapura.

Persoalan COVID-19 membuat pemain klub Inggris, Ipswich Town itu absen dari pertandingan timnas melawan Vietnam pada Rabu (15/12) yang berakhir imbang tanpa gol.

Namun, Indonesia belum akan diperkuat pemain klub FK Senica di Slovakia, Egy Maulana yang sebelumnya digadang-gadang bisa turun saat bersua Malaysia.

“Egy mungkin akan merumput di Piala AFF jika kami lolos dari penyisihan grup,” kata Shin.

Taktik

Shin Tae-yong mengindikasikan bahwa skuadnya tidak akan tampil bertahan seperti bertemu Vietnam pada Rabu (15/12). Kala itu, Indonesia bermain sangat “dalam”, dengan menempatkan lima bek di belakang, tetapi efektif dalam mempertahankan bentengnya.

Pertandingan tuntas dengan skor seri tanpa gol. Vietnam tak dapat membuat satu gol pun ke gawang tim “Garuda” meski membuat 21 kali tembakan dan menorehkan 69,1 persen penguasaan bola.

Menghadapi Malaysia, yang secara kualitas tak lebih baik dari Vietnam, Shin kemungkinan kembali ke format empat bek demi memberikan keseimbangan dalam bertahan maupun menyerang.

Pos bek tengah tampaknya masih diisi Alfeandra Dewangga, berduet dengan Elkan Baggott. Di sisi kiri, Pratama Arhan dan di kanan, Asnawi Mangkualam Bahar. Di tengah, sang kapten Evan Dimas kemungkinan berlaga dari menit awal, ditemani gelandang bertahan yang perannya nyaris tak tergantikan, Rachmat Irianto.

Di lini serang, nama-nama seperti Ricky Kambuaya, Witan Sulaeman, Irfan Jaya dan Ezra Walian juga layak mengisi daftar sebelas pertama.

Dengan formasi 4-2-1-3 atau 4-3-3, Indonesia berpotensi memanfaatkan kerentanan Malaysia yang dipastikan menerapkan taktik menyerang total demi menciptakan gol kemenangan. Skuad “Garuda” dapat melakukan serangan balik cepat ketika mendapatkan momen dan mengeksploitasi terbukanya pertahanan Malaysia.

Namun, pelatih timnas Malaysia Tan Cheng Hoe sudah mengantisipasi hal tersebut. Malaysia, sebut Tan, tidak akan membiarkan pos belakang tanpa penjagaan saat skuadnya menyerang Indonesia.

Tan menilai Indonesia sangat baik dalam transisi dari bertahan ke menyerang dan ini menjadi pekerjaan rumah bagi Malaysia.

“Transisi Indonesia sangat cepat. Jadi kami mesti selalu fokus, bagaimana mengantisipasi serangan mereka ketika kami kehilangan bola,” tutur laki-laki kelahiran Kedah tersebut.

Untuk menahan serangan balik Indonesia, Malaysia mendapatkan “senjata” baru yaitu bek Dion Cools. Cools, pemain klub FC Midtjylland di Liga Denmark, tiba di Singapura pada Kamis (16/12). Walau baru berusia 25 tahun, Cools memiliki banyak pengalaman di Eropa. Dia sudah tampil di Liga Eropa dan Kualifikasi Liga Champions 2021-2022.

Akan tetapi, Malaysia harus kehilangan bek Aidil Zafuan dan Shahrul Saad karena cedera.

Malaysia bisa merasa lega dengan pulihnya para pemain yang sebelumnya positif COVID-19. Pemain seperti duo sayap Akhyar Rashid dan Faisal Halim sudah bisa diturunkan.

Untuk menggedor pertahanan Indonesia, Malaysia masih akan mengandalkan pencetak gol terbanyak sementara di Piala AFF 2020, dengan empat gol, yaitu Safawi Rasid. Sebagai penyerang tengah, Indonesia wajib mewaspadai keberadaan Luqman Hakim, “striker” berusia 19 tahun Malaysia yang bermain untuk klub KV Kortrijk di Liga Belgia.

Taktik sudah disiapkan, begitu pula fisik. Sayangnya, semua itu tak akan berjalan optimal tanpa mentalitas tangguh.

Indonesia harus tampil setenang mungkin agar fokus tak hilang. Andai konsentrasi goyah sedikit saja, Malaysia dapat mengeruk keuntungan dari sana.

“Ketenangan adalah sumber kekuatan,” kata sastrawan Amerika Serikat, Josiah Gilbert Holland.

Maka, tenanglah, Garuda! Hasil baik akan menyertai.

Pewarta : Michael Siahaan
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024