Makassar (ANTARA News) - Puluhan pelanggan telepon selular kembali mengeluh terhadap layanan PT Telkomsel yang dinilai merugikan pengguna kartu Halo di Makassar, Sulawesi Selatan.

Sejak Oktober 2011 layanan pascabayar kartu Halo bermasalah dan November 2011 ini makin parah, sebab terjadi tagihan penggunaan pulsa meningkat lebih dari 100 persen tanpa dapat dibuktikan oleh Telkomsel pulsa terpakai, kata salah seorang karyawan BUMN yang sudah lebih 10 tahun menggunakan kartu Halo, Fredy di Makassar, Kamis.

Hal yang sama dialami puluhan pelanggan lainnya setelah kami melakukan komunikasi pasca pembayaran tagihan, ucapnya.

Fredy menguraikan, pemakaian September yang dibayar awal Oktober sebelum jatuh tempo tiap tanggal 10, tetap mengalami pemblokiran sehingga telepon sekalipun sudah dibayar tetap tidak bisa berkomunikasi.

Setelah dilaporkan ke Grapari setempat, sambil memperlihatkan bukti pembayaran, barulah dibuka aksesnya kembali. Namun keanehan tetap terjadi, sebab mesin pemberi informasi tagihan tiap 3-4 hari menginformasikankan pemakaian pulsa September 2011 seakan-akan belum terbayar hingga tanggal 29 Oktober 2011.

Alhasil, pemakaian pulsa Oktober yang dibayarkan November 2011 melonjak lebih 100 persen dan saat diminta print out (bukti pemakaian pulsa) di Grapari Telkomsel, petugas Gandhi menyatakan tidak bisa memberikan bukti print out dengan berbagai alasan.

Pada loket pembayaran, petugas Lina menjelaskan bahwa keadaan ini mungkin akan berlangsung tiga bulan sebab sistem sedang diperbaiki (up grade).

Hal yang sama dialami karyawan BUMN lainnya, Heru, karyawan swasta Udin, beberapa orang wartawan dan puluhan pelanggan kartu Halo lainnya.

Corporate Communication Area Pamasuka Telkomsel, Hasrina Ali menyatakan, jaringan Telkomsel kartu Halo mengalami ganguan sistem yang terkoneksi dengan sistem Control Self Assessment (CSA) di server sehingga terjadi masalah.

"Memang ada kesalahan sistem dan tidak terkoneksi pada CSA. Tetapi dalam beberapa hari ini sistem akan kembali normal," ujarnya.

Terkait dengan sulitnya beberapa pelanggan mendapatkan akses print out untuk mengetahui berapa besaran biaya pembayaran tagihan, Hasrina beralasan itu disebabkan up grade billing sementara dalam perbaikan sehingga masih akan sulit diketahui hasilnya.

"Billingnya masih dalam proses perbaikan, tetapi nanti bisa dilihat kok setelah perbaikan itu selesai," katanya.

Saat ditanyai kapan perbaikan dan perampungan sistem itu selesai, Hasrina enggan berkomentar banyak dan belum bisa memberikan kepastian.  

Pelanggan lainnya Ipul menyatakan, sangat enak menjadi operator Telkomsel yang menaikkan tagihan lebih 100 persen tanpa bukti penggunaan pulsa, seperti saya dari Rp256.000 pembayaran awal Oktober, kini naik menjadi Rp565.000 pembayaran awal November 2011.

Kalau pelanggan kartu Halo puluhan ribu orang, maka berapa keuntungan ilegal yang diraup Telkomsel selama tiga bulan masa perbaikan itu, ujarnya mempertanyakan.

Sebaiknya YLKI turun untuk memberikan perlindungan kepada konsumen ujarnya dan melanjutkan ini bukan keluhan pertama, yang terdahulu adalah gangguan signal, kemudian pencurian pulsa yang walaupun selesai tetapi penyelesaiannya berlarut-larut.

Perbaikan sistem di Telkomsel berpotensi merugikan banyak konsumen, terutama kartu Halo, sehingga sudah saatnya dibentuk lembaga ombudsman pelayanan selular bila YLKI tidak peka melindungi pelanggan, ucapnya. 
(T.PSO-282/F003) 


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024