Makassar (ANTARA) - Pemerintah Sulawesi Selatan menargetkan vaksinasi Sulsel pada dosis 1 bisa mencapai 100 persen hingga akhir Februari dan 100 persen pula pada pemberian dosis 2 pada Maret 2022.

"Sekarang kita mengejar target vaksin 100 persen hingga Februari dosis 1 dan Maret untuk dosis 2 sesuai arahan Pemerintah Pusat," ungkap Plt Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan dr Arman Bausat pada konferensi pers di Makassar, Kamis.

Dinas Kesehatan Sulsel merilis capaian vaksinasi di wilayah itu telah mencapai 72,06 persen dengan total 5.087.846 orang yang telah disuntik vaksin dosis 1. Sementara vaksinasi dosis 2 telah diberikan kepada 2.903.210 orang warga Sulsel dari total target 7.058.141 orang.

Baca juga: Sulsel capai 72 persen vaksinasi di awal tahun 2022

Termasuk pada pemberian dosis 3, Sulsel telah menyasar 36.784 orang. Sehingga untuk pemberian tiga dosis tersebut, total pemakaian 8.027.480 suntikan.

Sementara data vaksinasi per 31 Desember 2021 di Indonesia sejumlah 281.246.044 dengan rincian vaksinasi pertama sejumlah 165.840.435 dan vaksinasi kedua 114.090.207. pada vaksin ke tiga yakni 1.315.402, sehingga total pemakaian sekitar 280 juta dan vaksin aman.

Baca juga: Sulawesi Selatan telah capai target vaksinasi COVID-19 minimal 70 persen

Menurut dr Arman, vaksinasi merupakan upaya penanggulangan pandemi OVID-19 yang menyeluruh dan terpadu.

Vaksinasi ini sebagai upaya pencegahan COVID-19, hanya saja awal tahun ini diakui dr Arman bahwa laju vaksinasi terganggu karena adanya dugaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang mengakibatkan meninggalnya sejumlah warga di Kabupaten Bone, Sulsel, usai divaksin.

Baca juga: KIPI Sulsel : Kematian dua warga di Kabupaten Bone tidak terkait vaksinasi COVID-19

Komite Daerah (KOMDA) penanggulangan dan pengkajian Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (PP KIPI) Sulawesi Selatan bersama Komite Nasional ( KOMNAS) PP KIPI, BPOM dan Kemenkes telah melakukan pengkajian dan causality assessment yang menyimpulkan bahwa penyebab kematian Almarhum Tuan S dan Almarhumah Pelajar (AW) dari Kabupaten Bone tidak terkait dengan vaksinasi COVID-19.

Dr Martira selaku Ketua Komda KIPI Sulsel menyebut almarhumah S memiliki tekanan darah tinggi yang diduga disertai komplikasi dengan pendarahan hidung, sedangkan almarhumah pelajar AW diduga mengalami penyakit jantung bawaan lahir.

"Kematian Tn S dan pelajar AW adalah koinsiden, tidak terkait dengan vaksinasi (inkonsisten)," tambah dr Martira.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024