Makassar (ANTARA News) - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Kamis, kembali menegaskan sikap penolakan Provinsi Sulsel terhadap beras impor.  

"Beras impor tidak kita butuhkan, kita sudah pastikan kita tolak. Kami kelebihan produksi dua juta ton. Tahun depan dan seterusnya kita harus punya kemampuan untuk menolaknya," katanya usai membuka diskusi kelompok peternak se-Sulsel.

Pencapaian populasi satu juta ekor sapi Sulsel pada 2011, juga diharapkan menjadi kontribusi untuk kebutuhan sapi nasional dan daerah.

"Pertemuan ini diharapkan menjadi koordinasi yang kuat antardinas lintas kabupaten dan kota dan pihak terkait lain. Kita berharap produksi Sulsel tahun depan bisa naik dua juta. Kita akan paksakan naik dua kali lipat," katanya.

Ia mengingatkan, secara nasional Indonesia masih mengimpor sapi. Untuk itu, harus ada kemauan dan perlawanan serius untuk bisa menghadirkan kemampuan-kemampuan lokal.

Sebelumnya, ia mengatakan, di bidang pangan berdasarkan data prognosa triwulan III 2011 Provinsi Sulsel mencapai surplus produksi beras 2,2 juta ton. Sapi dan kerbau melampaui satu juta ekor dan menyumbang 6,53 persen total produksi padi nasional.

Target penambahan populasi sapi paling minimal diharapkan dapat mencapai 200 ribu ekor per tahun mulai 2012 untuk mencapai target dua juta ekor sapi pada 2016. Kepala Dinas Peternakan Provinsi Sulsel Murtala Ali menjelaskan, target tersebut merupakan hasil perhitungan dari populasi induk dan bibit sapi.

Target populasi satu juta ekor sapi telah dicapai pada Oktober, 2011 atau lebih cepat dari perkiraan sebelumnya yang ditargetkan pada 2013. Sulsel saat ini memiliki persediaan sebanyak 55 ribu ekor sapi untuk mendukung pasokan daging sapi nasional terutama di Pulau Jawa dan Bali.

Sebagai penghasil bibit nasional setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah, Sulsel juga telah mengirim bibit sapi ke sejumlah daerah seperti Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat kurang lebih 5.000 ekor dari 100 ribu bibit sapi yang disiapkan. (T.KR-RY/B012)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024