Mamuju (ANTARA) - Pengusaha bibit alpokat di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) kewalahan melayani pembeli bibit alpokat dari kalangan petani.

"Petani di sejumlah daerah di Sulbar, sudah mulai mengembangkan tanaman alpokat, yang dianggap menjanjikan dikembangkan karena diminati masyarakat," kata pengusaha pertanian bibit alpokat di Majene, Firdaus di Mamuju, Rabu.

Ia mengatakan, permintaan bibit dari petani sejumlah Kabupaten di Sulbar seperti Majene dan Mamuju sangat tinggi sehingga kami kewalahan melayani.

Menurut dia, tingkat komsumsi masyarakat terhadap buah alpokat sangat tinggi sehingga petani di Sulbar juga mengembangkannya karena nilai jualnya tinggi.

Ia menyampaikan petani bisa menjual buah alpokat hingga Rp5000 sampai Rp10.000 berdasarkan ukurannya sehingga petani terus mengembangkan alpokat dilahan pertaniannya.

"Produksi bibit alpokat kami mampu mencapai 3000 pohon yang diproduksi setiap tiga bulan, namun selalu habis terjual karena permintaan petani yang mengembangkan alpokat sangat tinggi," katanya.

Ia mengaku, menjual bibit kakao dengan harga antara Rp10.000 dan Rp20.000 per batang.

Oleh karena itu, ia mengatakan dirinya juga akan terus mengembankan bibit alpokat untuk dijual kepetani karena menjanjikan usaha itu untuk terus dikembangkan.

"Usaha alpokat kami mengambil entris dari Kabupaten Mamasa yang terletak di pegunungan Sulbar, sehingga sangat diminati petani karena berkualitas tinggi dan disukai masyarakat," ujarnya.


 

Pewarta : M.Faisal Hanapi
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024