Beijing (ANTARA) - Olimpiade Musim Dingin Beijing (Winter Olympic) 2022 sejauh ini telah melahirkan dua rekor dunia dan 13 rekor Olimpiade, beberapa di antaranya lahir di Ice Ribbon.
Beberapa rekor baru tersebut lahir dari arena National Speed Skating Oval Stadium atau Ice Ribbon yang baru diopersikan di kompleks Stadion Nasional Olimpiade Beijing pada Oktober 2021.
"Banyak penggabungan elemen teknologi canggih yang digunakan untuk membangun fasilitas olahraga, termasuk di Ice Ribbon," kata Wakil Ketua Panitia Pelaksana Olimpiade Beijing 2022, Yang Shu'an, kepada pers di Beijing, China, Minggu (13/2).
Seperti diberitakan ANTARA sebelumnya, peseluncur cepat dari Belanda Kjeld Nuis berhasil memecahkan rekor dunia di nomor 1.500 meter putra yang juga digelar di Ice Ribbon.
Catatan waktunya yang 1 menit, 43,21 detik itu mengantarkannya meraih medali emas Olimpiade Beijing 2022 sekaligus mengakhiri catatan rekor sebelumnya yang telah bertahan 20 tahun.
Atlet China Gao Tingyu juga berhasil mencatatkan rekor baru di nomor seluncur cepat 500 meter putra sekaligus menggondol medali emas dari Ice Ribbon pada Sabtu (12/2).
Menurut Yang, Ice Ribbon menjadi arena seluncur cepat pertama di dunia yang mengadopsi teknologi pendinginan karbon transkripsi dan rekayasa yang dilakukan para pakar es ternama.
Dibandingkan dengan hidrofluorokarbon (HFC) yang sudah lama dikenal, teknologi pendinginan karbon yang diterapkan di Ice Ribbon itu lebih ramah lingkungan dan sistem pendinginannya lebih hemat 1,2 kali lipat dibandingkan dengan pendinginan model HFC tersebut.
"Selain mengedepankan unsur ramah lingkungan, beberapa elemen yang digunakan dapat membantu performa para atlet," kata Yang.
Menurut dia, permukaan es yang memberikan keadilan bagi para atlet di Ice Ribbon juga menjamin hasil kompetisi tergantung pada siapa yang lebih kuat dan siapa lebih siap.
Winter Olympic yang digelar di Beijing dan Zhangjiakou, Provinsi Hebei, berlangsung hingga 20 Februari mendatang. Beijing menjadi satu-satunya kota di dunia yang berhasil menggelar dua Olimpiade berbeda, yakni Olimpiade Musim Panas 2008 dan Olimpiade Musim Dingin 2022.
Beberapa rekor baru tersebut lahir dari arena National Speed Skating Oval Stadium atau Ice Ribbon yang baru diopersikan di kompleks Stadion Nasional Olimpiade Beijing pada Oktober 2021.
"Banyak penggabungan elemen teknologi canggih yang digunakan untuk membangun fasilitas olahraga, termasuk di Ice Ribbon," kata Wakil Ketua Panitia Pelaksana Olimpiade Beijing 2022, Yang Shu'an, kepada pers di Beijing, China, Minggu (13/2).
Seperti diberitakan ANTARA sebelumnya, peseluncur cepat dari Belanda Kjeld Nuis berhasil memecahkan rekor dunia di nomor 1.500 meter putra yang juga digelar di Ice Ribbon.
Catatan waktunya yang 1 menit, 43,21 detik itu mengantarkannya meraih medali emas Olimpiade Beijing 2022 sekaligus mengakhiri catatan rekor sebelumnya yang telah bertahan 20 tahun.
Atlet China Gao Tingyu juga berhasil mencatatkan rekor baru di nomor seluncur cepat 500 meter putra sekaligus menggondol medali emas dari Ice Ribbon pada Sabtu (12/2).
Menurut Yang, Ice Ribbon menjadi arena seluncur cepat pertama di dunia yang mengadopsi teknologi pendinginan karbon transkripsi dan rekayasa yang dilakukan para pakar es ternama.
Dibandingkan dengan hidrofluorokarbon (HFC) yang sudah lama dikenal, teknologi pendinginan karbon yang diterapkan di Ice Ribbon itu lebih ramah lingkungan dan sistem pendinginannya lebih hemat 1,2 kali lipat dibandingkan dengan pendinginan model HFC tersebut.
"Selain mengedepankan unsur ramah lingkungan, beberapa elemen yang digunakan dapat membantu performa para atlet," kata Yang.
Menurut dia, permukaan es yang memberikan keadilan bagi para atlet di Ice Ribbon juga menjamin hasil kompetisi tergantung pada siapa yang lebih kuat dan siapa lebih siap.
Winter Olympic yang digelar di Beijing dan Zhangjiakou, Provinsi Hebei, berlangsung hingga 20 Februari mendatang. Beijing menjadi satu-satunya kota di dunia yang berhasil menggelar dua Olimpiade berbeda, yakni Olimpiade Musim Panas 2008 dan Olimpiade Musim Dingin 2022.