Makassar (ANTARA News) - PT Bio Farma (Persero) mendukung program imuniasasi nasional melalui sosialisasi dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi.
"Hal itu penting dilakukan untuk mendukung program pemenuhan derajat kesehatan nasional," kata Kepala Bagian Humas PT Bio Farma (Persero) Neneng Nurlaela di Makassar, Kamis.
Dia mengatakan, salah satu program Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Bio Farma dengan menyosialisasikan pentingnya imunisasi bagi kesehatan masyarakat.
Menurut dia, pemberian imunisasi tidak hanya sebatas bayi dan balita saja, namun juga bagi usia dewasa.
"Khususnya untuk mencegah dan penanganan kasus Hepatitis B dan Influenza," katanya.
Mengenai adanya kekhawatiran masyarakat terhadap kejadian ikutan pascaimunisasi (Kipi) seperti demam tinggi, lumpuh dan sebagainya, dia mengatakan, hal itu tergantung dari kondisi individual.
Namun secara umum, lanjut dia, bukan vaksin penyebab seseorang sakit, tetapi karena adanya faktor alergi atau penyakit yang sudah diderita yang tidak diketahui dan baru muncul setelah divaksin.
Faktor lainnya, karena vaksin yang digunakan petugas kesehatan tidak sesuai prosedur seperti suhu udara atau campuran pelarut yang digunakan tidak sesuai takaran. (T.S036/F002)
"Hal itu penting dilakukan untuk mendukung program pemenuhan derajat kesehatan nasional," kata Kepala Bagian Humas PT Bio Farma (Persero) Neneng Nurlaela di Makassar, Kamis.
Dia mengatakan, salah satu program Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Bio Farma dengan menyosialisasikan pentingnya imunisasi bagi kesehatan masyarakat.
Menurut dia, pemberian imunisasi tidak hanya sebatas bayi dan balita saja, namun juga bagi usia dewasa.
"Khususnya untuk mencegah dan penanganan kasus Hepatitis B dan Influenza," katanya.
Mengenai adanya kekhawatiran masyarakat terhadap kejadian ikutan pascaimunisasi (Kipi) seperti demam tinggi, lumpuh dan sebagainya, dia mengatakan, hal itu tergantung dari kondisi individual.
Namun secara umum, lanjut dia, bukan vaksin penyebab seseorang sakit, tetapi karena adanya faktor alergi atau penyakit yang sudah diderita yang tidak diketahui dan baru muncul setelah divaksin.
Faktor lainnya, karena vaksin yang digunakan petugas kesehatan tidak sesuai prosedur seperti suhu udara atau campuran pelarut yang digunakan tidak sesuai takaran. (T.S036/F002)