Jakarta (ANTARA) - Petarung andalan Indonesia di ONE Championship, Eko Roni Saputra dijadwalkan kembali naik Circle dan kali ini bakal mengusung misi khusus karena akan menghadapi Chan Rothana yang sebelumnya sukses mengalahkan petarung Indonesia lainnya, Rudy Agustian dan Abro Fernandes.
Sesuai dengan jadwal yang dirilis ONE Championship, Senin, laga yang mempertemukan Eko Roni Saputra melawan petarung asal Kamboja itu bakal berlangsung di Singapore Indoor Stadium, Singapura, Jumat (11/3) dengan tajuk ONE: LIGHT OUT.
Pada laga tersebut, Eko Roni yang merupakan petarung asal Samarinda, Kalimantan Timur itu bertekad meneruskan catatan kemenangan beruntun demi menembus peringkat lima besar di divisi flyweight, sementara Rothana ingin melengkapi catatan hat-trick kemenangan atas Indonesia.
“Sejak lama, salah satu lawan yang saya antisipasi adalah Chan Rothana. Tapi bukan berarti saya ingin membalas kekalahan orang Indonesia, saya bermain untuk diri saya sendiri dan ini tantangan bagi saya ke depannya. Kalau saya bisa memenangkan pertandingan ini, saya bisa naik level,” kata Eko dalam keterangan resminya.
“Chan Rothana saya lihat kandidat yang cukup kuat juga, dia memiliki striking yang cukup baik. Jadi ini sebuah tantangan dan ujian bagi saya juga agar saya bisa bermain lebih baik,” lanjut dia.
Eko terakhir tampil di ONE Championship dalam ajang ONE: BATTLEGROUND II pada Agustus 2021. Saat itu, ia tampil penuh ledakan dengan membenamkan Liu Peng Shuai dari Tiongkok hanya dalam 10 detik. Kemenangan knockout tersebut sekaligus mencatatkan namanya sebagai pemilik KO tercepat di divisi flyweight.
Sejak saat itu, namanya mulai diperhitungkan sebagai kandidat pertama dari Indonesia yang layak jadi penantang juara dunia di masa depan. Namun, ia harus terlebih dahulu masuk peringkat lima besar dan untuk meraih posisi itu, ia perlu mengalahkan beberapa petarung top lain seperti Rothana.
Sang lawan merupakan juara Kun Khmer, seni bela diri tradisional dari Kamboja dengan catatan lebih dari seratus kemenangan. Meski laga terakhirnya di ONE berakhir dengan kekalahan, ia dikenal sebagai kryptonite bagi atlet Indonesia.
Meski Eko yang berjuluk "Dynamite" tak ingin menganggap laga nanti sebagai misi balas dendam, ia mengerti betul pentingnya kemenangan. Apalagi, saat ini ia tengah mencatatkan lima kemenangan beruntun yang semuanya diraih pada ronde pertama.
“Tentunya saya harus menang, tapi ‘kan tidak semudah itu. Dalam game kita tidak tahu hasilnya. Pasti ada kalah dan menang, tentunya saya ingin memenangkan pertandingan karena kalau kalah saya akan turun dan harus mengejar lagi,” kata Eko menegaskan.
Jika sang lawan memiliki pukulan serta tendangan mengerikan, maka kelebihan Eko terletak pada keahliannya dalam ground fighting. Sebagai mantan peraih medali SEA Games dan PON dalam gulat, Eko dinilai berbahaya saat laga berada di area bawah.
Kemenangan atas rival kuat seperti Rothana bisa semakin mengatrol posisi Eko di divisi flyweight ONE. Apalagi jika berhasil menang lewat meyakinkan, ia berpeluang mendapat bonus 50 ribu dolar AS (RP 720 juta) dari CEO dan Chairman ONE Chatri Sityodtong.
Sesuai dengan jadwal yang dirilis ONE Championship, Senin, laga yang mempertemukan Eko Roni Saputra melawan petarung asal Kamboja itu bakal berlangsung di Singapore Indoor Stadium, Singapura, Jumat (11/3) dengan tajuk ONE: LIGHT OUT.
Pada laga tersebut, Eko Roni yang merupakan petarung asal Samarinda, Kalimantan Timur itu bertekad meneruskan catatan kemenangan beruntun demi menembus peringkat lima besar di divisi flyweight, sementara Rothana ingin melengkapi catatan hat-trick kemenangan atas Indonesia.
“Sejak lama, salah satu lawan yang saya antisipasi adalah Chan Rothana. Tapi bukan berarti saya ingin membalas kekalahan orang Indonesia, saya bermain untuk diri saya sendiri dan ini tantangan bagi saya ke depannya. Kalau saya bisa memenangkan pertandingan ini, saya bisa naik level,” kata Eko dalam keterangan resminya.
“Chan Rothana saya lihat kandidat yang cukup kuat juga, dia memiliki striking yang cukup baik. Jadi ini sebuah tantangan dan ujian bagi saya juga agar saya bisa bermain lebih baik,” lanjut dia.
Eko terakhir tampil di ONE Championship dalam ajang ONE: BATTLEGROUND II pada Agustus 2021. Saat itu, ia tampil penuh ledakan dengan membenamkan Liu Peng Shuai dari Tiongkok hanya dalam 10 detik. Kemenangan knockout tersebut sekaligus mencatatkan namanya sebagai pemilik KO tercepat di divisi flyweight.
Sejak saat itu, namanya mulai diperhitungkan sebagai kandidat pertama dari Indonesia yang layak jadi penantang juara dunia di masa depan. Namun, ia harus terlebih dahulu masuk peringkat lima besar dan untuk meraih posisi itu, ia perlu mengalahkan beberapa petarung top lain seperti Rothana.
Sang lawan merupakan juara Kun Khmer, seni bela diri tradisional dari Kamboja dengan catatan lebih dari seratus kemenangan. Meski laga terakhirnya di ONE berakhir dengan kekalahan, ia dikenal sebagai kryptonite bagi atlet Indonesia.
Meski Eko yang berjuluk "Dynamite" tak ingin menganggap laga nanti sebagai misi balas dendam, ia mengerti betul pentingnya kemenangan. Apalagi, saat ini ia tengah mencatatkan lima kemenangan beruntun yang semuanya diraih pada ronde pertama.
“Tentunya saya harus menang, tapi ‘kan tidak semudah itu. Dalam game kita tidak tahu hasilnya. Pasti ada kalah dan menang, tentunya saya ingin memenangkan pertandingan karena kalau kalah saya akan turun dan harus mengejar lagi,” kata Eko menegaskan.
Jika sang lawan memiliki pukulan serta tendangan mengerikan, maka kelebihan Eko terletak pada keahliannya dalam ground fighting. Sebagai mantan peraih medali SEA Games dan PON dalam gulat, Eko dinilai berbahaya saat laga berada di area bawah.
Kemenangan atas rival kuat seperti Rothana bisa semakin mengatrol posisi Eko di divisi flyweight ONE. Apalagi jika berhasil menang lewat meyakinkan, ia berpeluang mendapat bonus 50 ribu dolar AS (RP 720 juta) dari CEO dan Chairman ONE Chatri Sityodtong.