Makassar (ANTARA) - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mengusulkan hanya pupuk urea saja yang diberi subsidi pemerintah, saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat Umum (RPDU) dengan Komisi V DPR RI.

"Hampir setiap tahun pupuk bersubsidi dianggarkan dan digelontorkan, tapi setiap tahun itu pula selalu tidak cukup dan langka. Selalu muter disitu, lingkaran ini harus diputus. HKTI usul agar pupuk yang disubsidi cukup urea saja, sebagai pupuk inti dan yang banyak dibutuhkan petani," ujar Ir Sadar Subagyo selaku Sekretaris Jenderal HKTI sebagaimana dituangkan dalam rilis yang diterima di Makassar, Rabu (23/3).

Sadar Subagyo mengatakan dalam pengamatan HKTI, jumlah usulan kebutuhan pupuk bersubsidi yang mencapai 23 juta ton untuk 73 komoditi sehingga jumlah alokasi APBN untuk pupuk bersubsidi bisa dipastikan tidak akan mencukupi.

"Pasti kurang, karena alokasi dana APBN tidak mencukupi untuk semua jenis kebutuhan pupuk. Harus ada prioritas jenis pupuk yang disubsidi untuk menjamin 100 persen terpenuhi kebutuhan," ujarnya.

Alasan lain mengapa hanya urea saja yang jadi pupuk bersubsidi, menurut HKTI, karena bahan bakunya tersedia di Indonesia, gas alam. Sementara phospat dan kalium bahan baku sepenuhnya diimpor.

HKTI juga mengingatkan agar komoditas yang mendapatkan pupuk kimia bersubsidi juga dikurangi menjadi 3 komoditas utama saja, hanya Padi, Jagung dan Tebu Rakyat.

Selama ini ada 73 komoditas yang berhak mendapat pupuk bersubsidi. "Ini akan mengurangi jumlah pembagi pupuk bersubsidi. Kombinasi hanya urea  dengan fokus 3 komoditas pangan utama yang berhak mendapat subsidi menjadi way out untuk memaksimalkan pupuk  bersubsidi yang dibutuhkan petani," ujar Sadar Subagyo.

HKTI juga mengingatkan agar sistem informasi pupuk yang selama ini hanya sampai lini 3 harus sampai lini 4. Ini karena petani membeli pupuk dilini 4. Juga soal kemasan pupuk, perlu penambahan ukuran kemasan 25 kilogram.

Hal lainnya, HKTI juga mengingatkan agar dilakukan upaya masif perbaikan kesehatan tanah dengan meningkatkan ph tanah mendekati netral (7) dibarengi dengan penggunaan pupuk berimbang antara pupuk kimia, pupuk organik dan puouk bakteri/hayati.

Pewarta : Arga
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024