Makassar (ANTARA News) - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan Aggiat Sinaga menyatakan kenaikan tarif hotel 10 persen akan menunggu kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang disertai dengan naiknya sejumlah kebutuhan lainnya.

"Kenaikan itu pasti terjadi jika harga BBM telah ditetapkan pemerintah karena sejumlah kebutuhan lainnya pasti akan naik, sehingga kami pun juga akan menyesuaikannya," ujarnya di Makassar, Selasa.

Ia mengatakan, rencana kenaikan tarif hotel masih menunggu kenaikan kebutuhan lainnya dan kenaikan ini akan berkisar antara 5-10 persen sesuai asumsi awal kenaikan harga BBM yang juga naik sekitar 5-10 persen.

Beberapa komponen lainnya yang akan memicu penyesuaian tarif hotel dan menu restoran itu antara lain diikutinya kenaikan tarif dasar listrik (TDL).

"Penyesuaian paling antara 5-10 persen. Itu jika wacana BBM naik Rp1.500 per liternya. Jika lebih dari itu tentu bisa naik di atas 10 persen juga. Intinya kami menaikkan sesuai dengan persentase kenaikan BBM dan TDL," katanya.

Kenaikan ini dipicu oleh naiknya biaya produksi baik hotel maupun restoran. Di hotel berbintang lima biaya produksi untuk per kamar misalnya; harga Rp750 ribu akan naik menjadi Rp850 ribu.

Aggiat menjelaskan, biaya listrik memiliki porsi 75 persen dari total biaya energi. Sementara itu, biaya energi memiliki porsi 40 persen dari total biaya produksi.

Menurut Anggiat, tarif hotel di Indonesia sesuai dengan perbandingan tarif hotel di dunia, merupakan yang paling murah.

Ia menyebutkan, tarif hotel di Indonesia paling mahal berkisar 60-70 dolar atau jauh lebih murah dibandingkan Singapura yang mempunyai tarif hingga 200 dolar Amerika.

"Kita ini harus bersyukur karena biaya pembangunan tidak jauh berbeda. Keunggulan kita murah, kalau begini bagaimana, yang kasihan customer." ucapnya.

Untuk mempertahankan keunggulan wisata murah, pebisnis hotel marak mengadaptasi konsep green hotel.

"Konsep green hotel itu kami adaptasi untuk mengurangi biaya energi, sampah, air didaur ulang kembali," tuturnya. 
(T.KR-MH/B012) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024