Ambon (ANTARA News) - DPD KNPI Maluku sedang membangun prasasti "Deklarasi Ambon" yang menyuarakan penghentian konflik dan perlunya hidup damai sebagai hasil Pertemuan Pemuda Dunia untuk Perdamaian dan Harmoni (International Youth for World Peace and Harmony) di Ambon pada 28 September-1 Oktober 2011.

Ketua Panitia Pembangunan dan Peresmian Prasasti "Deklarasi Ambon" Stevy Silkate, di Ambon, Senin, mengatakan ikrar angggota Majelis Pemuda Dunia (World Assembly of Youth) itu berdasarkan koordinasi dengan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, dan akan ditempatkan di Monumen Perdamaian Dunia pada 2 Mei 2012 .

Monumen Perdamaian Dunia berlokasi di depan Lapangan Merdeka Ambon. Kota Ambon dipilih sebagai tempat peringatan Hari Perdamaian Dunia pada 25 November 2009 yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memutuskan Ambon sebagai kota ke-34 situs Perdamaian Dunia.
Stevy yang didamping Ketua DPD KNPI Maluku Zahruddin Latuconsina mengatakan, prasasti dibuat dari bahan tembaga oleh seniman asal Yogyakarta berukuran 1 x 1 meter.

"Ikrar yang saat itu dibacakan di Monumen Perdamaian Dunia dalam bahasa Inggris oleh peserta dari Nigeria Erugo Innocent dan Funrneng Umbro dari Belanda, berdasarkan arahan Ketua DPP KNPI Ahmad Doli Kurnia yang juga Wakil Ketua Majelis Pemuda Dunia harus dibangun prasasti sebagai bukti sejarah," ujarnya.

Ahmad Doli saat ini sedang menjalin koordinasi dengan sejumlah duta besar negara sahabat untuk menghadiri peresmian prasasti tersebut.

"Ini komitmen dari KNPI sekaligus Majelis Pemuda Dunia yang bertekad menyosialisasikan bahwa Maluku dan kota Ambon secara khusus sudah aman pascakonflik sosial pada 1999," kata Stevy.

Para Dubes negara sahabat itu kalau berada di Ambon djadwalkan mengelilingi pulau ini untuk menyaksikan panorama wisata bahari.

"Kami berdasarkan arahan Ketua DPP KNPI Doli Kurnia harus memanfaatkan kegiatan tersebut untuk mempromosikan pesona wisata bahari, di samping sejarah dan budaya yang sebelum konflik 1999 menjadi sasaran studi banding para ilmuwan, baik dalam maupun luar negeri untuk menyaksikan keharmonisan antarumat beragama," kata Stevy Silkate.

Para pemuda dunia dalam "Deklarasi Ambon" itu menyatakan atas nama kemanusiaan dan dalam upaya mewujudkan perdamaian, keharmonisan dan cinta kasih di muka bumi, mereka mengutuk segala bentuk kekerasan dan kesewenang-wenangan yang terjadi di seluruh dunia.

Mereka juga menyerukan penghapusan segala bentuk diskriminasi yang terkait suku, agama dan ras.

Deklarasi juga menyerukan kepada seluruh masyarakat dunia untuk saling menghargai, menghormati dan menyebarkan budaya damai dalam semua aspek kehidupan dalam rangka mencegah dan menyelesaikan segala bentuk kekerasan dan konflik yang terjadi.

Mereka juga menyerukan pemerintah dan seluruh pemimpin dunia untuk serius mencegah dan menyelesaikan segala bentuk kekerasan dan konflik melalui pendekatan keadilan, pendidikan dan kesejahteraan dengan tetap memperhatikan kearifan lokal setiap bangsa.

Selain itu berkomitmen terlibat aktif menjadi pelopor dan pelaku dalam mewujudkan dunia yang penuh damai, harmonis serta cinta. (T.L005/E005) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024