Mamuju (ANTARA News) - Produksi kelapa hibrida di Provinsi Sulawesi Barat hanya mencapai 3.624 ton pada 2011, turun jika dibandingkan dengan produksi 2010 yang mencapai 3.794 ton.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) H.Mukhtar Bello di Mamuju, Minggu, mengatakan, turunnya produksi kelapa hibrida ini telah diprediksi jauh sebelumnya karena umumnya petani tak begitu serius mengembangkan komoditas ini.

"Pengembangan kelapa hibrida kurang terurus sehingga produksinya pun tak mengalami peningkatan signifikan. Apalagi, petani di Sulbar lebih cenderung mengembangkan kakao dan kelapa sawit dalam rangka mendorong peningkatan ekonomi keluarga," katanya.

Mukhtar Bello menyampaikan, populasi kelapa hibrida di Kabupaten Polman saat ini menjadi daerah penyumbang terbesar di Sulbar dengan kisaran 2.335 ton/tahun dengan luas areal 3.630 hektare.

Kemudian terdapat di Kabupaten Majene dengan capaian produksi sekitar 890 ton/tahun dan kemudian Kabupaten Mamuju dengan capaian sekitar 398 ton/tahun.

"Kabupaten Mamuju Utara dan Kabupaten Mamasa tidak memberikan kontribusi apa-apa karena memang dua kabupaten ini belum mengembangkan kelapa hibrida,"tutur Mukthar.

Demikian pula dengan produksi kelapa dalam selama 2011 turun ketimbang tahun sebelumnya.

"Produksi kelapa dalam 2011 di Sulbar hanya mencapai 38.000 ton atau turun dari produksi 2010 dengan capaian 41.943 ton,"katanya.

Ia mengatakan, turunnya produksi kelapa dalam ini dipicu banyaknya tanaman tua yang mulai kurang produktif serta berkurangnya areal lahan setelah dijadikan sebagai permukiman.

"Luas areal perkebunan kelapa dalam 2011 juga semakin menurun akibat areal lahan menjadi permukiman baru," katanya. (T.KR-ACO/N002) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024