Makassar (ANTARA) - Potensi energi biogas dari 1 juta lebih ternak sapi di Sulawesi Selatan dapat menghasilkan sekitar 500 ribu kubik gas per hari dapat mendukung pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Sulsel.

"Pemanfaatan kotoran sapi ini harus didorong agar para perternak di desa maupun di kota, mau memanfaatkan dengan tekonologi yang cukup sederhana," kata Kabid EBT dan Kelistrikan, Dinas Energi Sumber Daya Mineral Sulsel Amrani S Suhaeb di Makassar, Kamis.

Dia mengatakan, peternak dengan dua ekor sapi saja apabila pengelolaan kotorannya baik, maka akan menghasilkan dapat memproduksi 0,5–2 kubik gas per hari.

Dengan demikian, jika di Sulsel terdapat sekitar Rp1,76 juta ekor sapi yang tersebar di 24 kabupaten/kota di Sulsel, maka dapat berpotensi menghasilkan energi biogas sekitar 500 ribu kubik gas per hari.

Hal tersebut dibenarkan salah seorang peternak sapi Basri Daeng Rewa di Dusun Mattoanging, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulsel.

Dia mengatakan, untuk keperluan masak sehari-hari tidak perlu membeli gas elpiji lagi hampir 10 tahun terakhir.

Selaku ketua kelompok petani di wilayahnya, lanjut dia, ilmu tentang mengelola kotoran sapi menjadi biogas ditularkan ke anggota kelompok taninya.

Selain itu, Tim Penggerak PKK dari provinsi juga giat melakukan sosialisasi tentang pemanfaatkan kotoran sapi menjadi energi biogas dan juga pupuk kompos.

"Jadi sekali jalan bisa ada dua manfaatnya, dapat biogas dan pupuk kompos. Biogasnya bisa dinikmati sendiri dan pupuk komposnya bisa dijual," katanya. Ilustrasi ternak sapi yang kotorannya dimanfaatkan untuk sumber energi biogas di Dusun Mattoanging, Kabupaten Maros, Sulsel. Antara/ Suriani Mapong

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024