Luwu (ANTARA) - Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan menyatakan hanya lima orang dari total 124 orang Calon Jamaah Haji (CJH) 2022 yang belum divaksin karena belum berkesempatan akibat kesibukan sehari-hari, dan juga ada yang kondisi kesehatannya belum memungkinkan.

"Alhamdulillah dari 124 orang, sebanyak 119 CJH sudah divaksin, semua dalam kondisi yang baik. Hanya lima orang yang belum dan seorang diantaranya ditunda karena tekanannya 210/100. Sampai kondisinya membaik baru bisa divaksin," kata Maya, salah satu tim vaksinator Dinkes Luwu Maya di Luwu, Kamis.

Ia mengatakan CJH yang kondisi kesehatannya belum baik itu disarankan untuk mengonsumsi obat tekanan darah kemudian diarahkan kembali ke Dinas Kesehatan guna memperoleh suntik vaksin.

Dinas Kesehatan Luwu telah memberikan suntikan vaksin meningitis, influensa hingga vaksin COVID-19 jenis booster kepada 119 CJH di ruang Aula Kemenag Luwu, pada Rabu (25/5).

"Empat orang lainnya yang belum sempat hadir karena ada beberapa di luar kota dan ada pula kita hubungi tapi tidak tersambung," tambah Maya.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Alimuddin Hasyam menyebut harusnya Luwu memberangkatkan sekitar 275-280 orang, namun karena terbatasnya kuota haji dari Pemerintah Arab Saudi di masa pandemi, maka Luwu hanya mendapat kuota sebanyak 124 orang.

Calon Jamaah Haji yang dijadwalkan akan berangkat telah diseleksi dengan kondisi tubuh yang sehat dan usia di bawah 65 tahun. Bagi yang usianya lebih dari 65 tahun diyakini telah disertai penyakit komorbid.

"Pemerintah melakukan ini karena memang tidak mau mengambil resiko, jika ada penyakit yang punya regeneratif. Penyakit jantung disarankan tidak berangkat dulu karena terkait infeksi virus," katanya.

Alimuddin yang juga menjabat sebagai Sekretaris Persatuan Muballigh Islam (Persami) Luwu berpesan kepada CJH agar tidak memiliki niat lain dalam melaksanakan ibadah haji, murni untuk beribadah kepada Allah.

Menjelang keberangkatan, calon jamaah diharapkan bisa melaksanakan amalan wajib maupun sunnah, mempersiapkan diri, fisik, istirahat yang cukup. Kemudian menyiapkan obat-obatan yang harus dibawa termasuk makanan. Ini karena makanan di Tanah Suci bisa jadi tidak sesuai selera kita. 

"Bagi yang berisiko atau sakit, jangan mengambil resiko merasa sehat. Bagi yang tidak mampu melaksanakan ibadah dengan sempurna bisa menggunakan tenaga pembimbing ibadah haji. Menyelesaikan rukun haji lewat mereka, termasuk rukun yang wajib," kata Alimuddin.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024