Pinrang, Sulsel (ANTARA News) - Musibah ambruknya jembatan darurat di Desa Bamba Kecamatan Batu Lappa, Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan (Sulsel), membawa berkah bagi puluhan penarik ojek di wilayah itu.

"Peristiwa ambruknya jembatan ini menjadi berkah bagi kami hasil pendapatan naik berlipat ganda,"kata Dullah, salah seorang penarik ojek di Pinrang, Senin.

Menurutnya, jika selama ini pendapatan penarik ojek haya Rp75.000/hari, namun pendapatan saat ini mencapai rp300.000/hari semenjak ambruknya jembatan itu.

"Bukan kami yang mencari penumpang, tetapi penumpang yang memburu penarik ojek. Bahkan, harga satu kali muat tak ditawar hingga Rp15.000/orang. Jika ada barang bawaan oleh penumpang maka harganya pasti bertambah hingga Rp10.000,"kata dia.

Dulla mengatakan, bukan hanya komunitas penarik ojek yang memanfaatkan momentum ini, namun sebagian yang selama ini berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) ikut menarik ojek.

"Nyaris semua warga yang berada di dekat lokasi jembatan ikut menarik ojek dan bahkan PNS pun melakukan aktifitas ymenarik ojek saat malam hari hingga subuh dini hari,"katannya.

Meski mendapat penghasilan yang tinggi kata dia, pemerintah diharapkan segera melakukan interfensi kepada kontraktor agar akses jembatan ini bisa dilalui kendaraan.

"Kita tentu prihatin atas musibah ambruknya jembatan karena berdampak pada aktifitas ekonomi masyarakat,"katanya.

Bukan hanya penarik ojek yang mendapat berkah, namun masyarakat setempat yang ikut membuka warung dadakan juga ketibang rejeki.

"Momentum amburknya jembatan penghubung ini dimanfaatkan oleh warga lainnya dengan membangun warung dadakan,"kata dia.

Hingga saat ini kata dia, jumlah penumpang yang menggunakan bis dari dua arah berlawanan terus terjadi hingga memadati ruas jalan Trans Sulawesi bagian barat itu menjadi macet.

"Kita belum tahu sampai kapan pekerjaan jembatan darurat itu kembali berfungsi. Namun begitu, kami kehendaki agar kondisi akses jalan ini cepat membaik sehingga tidak merugikan masyarakat umum,"harapnya. 
(T.KR-ACO/S016) 















Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024