Makassar (ANTARA News) - Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Peduli Muslim Rohmahaiingya di Makassar, Sulawesi Selatan meminta Dunia Internasional dan PBB segera bertindak menyelamatkan umat muslim Rohingya atas kekerasan di Myanmar.

"Kami meminta dukungan dunia internasional dan PPB bersikap tegas atas peristiwa pembantaian muslim Rohingya di Myanmar, mereka adalah saudara kita juga " kata korlap aksi Hendra di Makassar, Kamis.

Dalam aksinya di bawah jembatan Fly Over Makassar jelang berbuka puasa, atas nama mahasiswa dan rakyat Indonesia juga meminta agar pemerintah pusat menyikapi persoalan tersebut dengan mendukung penyelamatan muslim Rohingya.

"Melalui gerakan ini, kami berharap semua pihak baik pemerintah dan dunia internasional melakukan penyelamatan dan menciptakan perdamaian di sana. Banyak umat muslim yang sudah kehilangan nyawa dan tempat tinggal akibat kekerasan," paparnya.

Senada, Muslim Abubakar menambahkan, seharusnya pemerintah melakukan langkah diplomasi bilateral untuk menekan Myanmar menghentikan pembantaian kemanusiaan etnis Rohingya. Serta mendesak PBB mengeluakan saksi internasional

Dia juga mendesak ASEAN agar menjadi mediator penyelesaian kasus kemanusiaan rohingya atas pelanggaran kemanusiaan itu.

"Tidak ada pembenaran atas kasus itu, ini jelas pelanggaran kemanusiaan yang sangat fatal. Kami mengutuk keras atas pembantaian umat muslim Rohingya di Myanmar," ungkapnya.

Dalam aksi itu, pendemo melakukan pembakaran replika bendera kebangsaan Myanmar sebagai bentuk tindakan kekerasan atas Muslim Rohingya. Aksi kemudian dilanjutkan dengan shalat gaib ditujukan kepada korban kekerasan di Myanmar.

Hadir sejumlah elemen mahasiswa dalam gerakan Aliansi Peduli Muslim Rohingya seperti KAMMI, IMM, BSMI, Rel Indonesia, HMI dan lainnya.

Sebelumnya, pembantaian muslim Rohingya dilakukan pihak Militer dan Masyarakat setempat yang tidak menyukai etnis mereka. Bahkan diperlakukan diskriminasi oleh pemerintah setempat dan ditangkap. Lebih dari 6.000 manusia meninggal dunia sementara sejumlah muslimah Rohingya diperkosa. (T.KR-DF/M009) 


Pewarta :
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024