Makassar (ANTARA) - Bawaslu Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, menggandeng tokoh agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) guna menciptakan pemilu yang berintegritas sekaligus bersama-sama mengantisipasi berbagai kerawanan dalam pelaksanaan pesta demokrasi.
"Pemuka agama merupakan tokoh masyarakat yang suaranya, biasanya, didengar masyarakat. Kami berterima kasih kepada FKUB yang turut menciptakan pemilu berintegritas," kata Ketua Bawaslu Kabupaten Luwu Timur Rachman Atja dalam keterangannya yang diterima di Makassar, Kamis.
Menurut dia, tokoh-tokoh agama di Malili Luwu Timur memiliki peran strategis untuk menyampaikan praktik demokrasi yang bersih dan jujur.
Untuk itu, pihaknya berharap pemuka agama turut memberikan pemahaman-pemahaman yang benar terkait pengawasan pemilu.
Salah satu poin penting adalah peran sosialisasi pemuka agama dan organisasi masyarakat keagamaan berkaitan tentang pengawasan partisipatif pemilu kepada masyarakat.
"Dengan cara ini, kita berharap pelanggaran dalam Pemilu 2024 khususnya di Kabupaten Luwu Timur bisa diminimalisir," ujar Rachman.
Sementara itu, anggota Bawaslu Sulsel Saiful Jihad menyampaikan bahwa Bawaslu punya pengalaman bagaimana menyikapi permasalahan pemilu 2019, ada pembelahan di tengah masyarakat dikarenakan penyebaran pesan-pesan ujaran kebencian.
"Menggandeng tokoh agama juga jadi salah satu cara agar semua pihak bergandengan tangan, mengantisipasi agar kerawanan tidak terjadi pada pemilu 2024," katanya.
Ia berharap masing-masing tokoh agama dapat menyampaikan pesan-pesan kedamaian dan keluhuran di tengah masyarakat.
"Tapi bukan berarti tokoh agama tidak punya pilihan. Tapi menjaga nilai substansial adalah tugas kita semua," kata Koordinator Divisi Humas Bawaslu Sulsel ini.
Komitmen kerja sama Bawaslu dengan FKUB dituangkan dalam Nota Kesepahaman (MoU) kemudian ditandatangani kedua belah pihak.
Penandatangan Nota Kesepahaman tersebut merupakan rangkaian dialog publik tematik bertema 'Keterlibatan Tokoh Agama pada Pemilu Serentak 2024' digelar Bawaslu Luwu Timur di Malili.
Hadir sejumlah perwakilan pemuka dan tokoh agama serta undangan lainnya.
"Pemuka agama merupakan tokoh masyarakat yang suaranya, biasanya, didengar masyarakat. Kami berterima kasih kepada FKUB yang turut menciptakan pemilu berintegritas," kata Ketua Bawaslu Kabupaten Luwu Timur Rachman Atja dalam keterangannya yang diterima di Makassar, Kamis.
Menurut dia, tokoh-tokoh agama di Malili Luwu Timur memiliki peran strategis untuk menyampaikan praktik demokrasi yang bersih dan jujur.
Untuk itu, pihaknya berharap pemuka agama turut memberikan pemahaman-pemahaman yang benar terkait pengawasan pemilu.
Salah satu poin penting adalah peran sosialisasi pemuka agama dan organisasi masyarakat keagamaan berkaitan tentang pengawasan partisipatif pemilu kepada masyarakat.
"Dengan cara ini, kita berharap pelanggaran dalam Pemilu 2024 khususnya di Kabupaten Luwu Timur bisa diminimalisir," ujar Rachman.
Sementara itu, anggota Bawaslu Sulsel Saiful Jihad menyampaikan bahwa Bawaslu punya pengalaman bagaimana menyikapi permasalahan pemilu 2019, ada pembelahan di tengah masyarakat dikarenakan penyebaran pesan-pesan ujaran kebencian.
"Menggandeng tokoh agama juga jadi salah satu cara agar semua pihak bergandengan tangan, mengantisipasi agar kerawanan tidak terjadi pada pemilu 2024," katanya.
Ia berharap masing-masing tokoh agama dapat menyampaikan pesan-pesan kedamaian dan keluhuran di tengah masyarakat.
"Tapi bukan berarti tokoh agama tidak punya pilihan. Tapi menjaga nilai substansial adalah tugas kita semua," kata Koordinator Divisi Humas Bawaslu Sulsel ini.
Komitmen kerja sama Bawaslu dengan FKUB dituangkan dalam Nota Kesepahaman (MoU) kemudian ditandatangani kedua belah pihak.
Penandatangan Nota Kesepahaman tersebut merupakan rangkaian dialog publik tematik bertema 'Keterlibatan Tokoh Agama pada Pemilu Serentak 2024' digelar Bawaslu Luwu Timur di Malili.
Hadir sejumlah perwakilan pemuka dan tokoh agama serta undangan lainnya.