Makassar (ANTARA News) - Hari Idul Fitri merupakan hari amat membahagiakan bagi seluruh umat muslim, Pemimpin yang baik selalu memperhatikan rakyatnya sebagaimana Rasulullah SAW sebagai pemimpin teladan, bukan dengan kata-kata dan slogan tetapi dengan praktek nyata.

Hal itu dikatakan Khatib Dr H Fuad Rumi MS dalam khutbah Idul Fitri 1433 Hijriah di lapangan Karebosi Makassar, Minggu.

Ia mengatakan, Rasullulah SAW selalu menunjukkan kegembiraan di hari yang fitri dimana suatu ketika menunda shalatnya karena melihat anak kecil terlihat duduk sedih sebab tidak mempunyai ayah dan ibu menemani berlebaran.

"Takkala Rasullulah SAW bertanya, mengapa ia tidak bergembira seperti anak lainya, aku tak punya ayah dan ibu, beliau langsung memeluk dan menanyakan itu, maukah engkau menjadikan aku, Muhammad sebagai ayahmu dan Aisyah ibumu serta Fatimah kakakmu, dengan suka cita mengiyakan," kata Fuad.

Demikian Rasullulah SAW sebagai pemimpin teladan dan bukan kata-kata dan slogan, tetapi dengan praktek nyata menujukkan perhatian dan tanggungjawab terhadap rakyatnya. Beliau mencontohkan kepada kita bagaimana pemimpin "taro ada taro gau" atau pemimpin satu kata dengan perbuatan.

"Itulah pemimpin yang menjadikan dirinya sebagai pelayan bagi masyarakatnya, bukan penguasa yang menuntut diikuti titahnya dan dilayani oleh masyarakatnya," ujarnya.

Ada beberapa aspek fundamental, kata dia, pertama, adalah kehidupan masyarakat yang selalu menunjukkan kualitas hidup meningkat, sebagaimana disinggung kualitas hidup itu bukan dalam ukuran jasmaniah dan materi belaka. Kedua, kehidupan yang lebih baik adalah kehidupan dalam kebersamaan dan kebersesamaan.

"Untuk mewujudkan hal tersebut, tidak bisa tidak, diperlukan adanya tangan-tangan pemerintahan yang bersih untuk menata dan mengelolanya, pemerintah yang bersih adalah syarat mutlak, sebab bila bukan pemerintahan yang bersih pasti berkah Allah tidak akan turun," ucapnya.

Memang bisa saja sebuah negeri, lanjut dia, tampak maju secara lahiriah, namun bila dikelola tangan-tangan pemimpin yang tidak bersih mulai cara-cara dia memperoleh jabatan kepemimpinan, sampai pada menggunakan kepemimpinannya secara korup, maka berkah Allah pasti akan jauh.

"Bahkan betapa ngerinya sebuah gambaran sunnatullah yang diungkapkan dalam Al-Quran Surah Al Isra ayat 16. Apa yang diperingati Allah dalam ayat tersebut adalah sebuah sunnatullah, sebuah hukum besi yang pasti berlaku bila kondisinya terpenuhi, tetapi bila sebaliknya berlaku fasiq maka Allah akan menghancurkannya," ungkapnya.

Bercermin dari keteladanan Rasullulah, maka syarat kehidupan yang lebih baik akan mampu kita bangun di negeri ini, bila pembangunan dan ekonomi benar-benar berpihak kepada rakyat.  

"Kita telah mempunyai istilah ekonomi kerakyatan, tetapi tidak boleh hanya menjadi slogan tetapi benar-benar menjadi perhatian untuk dilaksanakan. Ini menjadi sebuah syarat mutlak agat tidak terjadi ketimpangan ekonomi yang bisa membawa dampak buruk seperti kecemburuan sosial, kejahatan yang marak dan ketidaktentraman dalam kehidupan," ujarnya.

Hadir sejumlah pejabat Pemerintah Kota Makassar, Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin, Wakil Wali Kota Makassar Supomo Guntur, Setda Pemkot Makassar Agar Jaya, Setda Pemprov Sulsel Andi Muallim, mantan Setda Pemkot Anis Kama Ketua DPRD Makassar, Farouk M Betta, politisi senior Golkar Nurdin Kalid, dan lainnya.

Sebelumnya mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dijadwalkan akan ikut melaksanakan shalat Id Idul Fitri di Karebosi, namun belakang diketahui JK memilih bergeser shalat di Masjid lain tidak jauh dari lapangan karebosi.  

Lebih dari 10 ribu jamaah melaksanakan shalat Id di Lapangan Karebosi secara khusu'. Bertindak Imam Ustad Baharuddin S Ag dan khatib Dr H Fuad Rumi MS. (T.KR-DF/F003)


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024