Majene, Sulbar (ANTARA News) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, mengancam akan menahan tunjangan sertifikasi guru PNS maupun honorer yang dianggap tidak memenuhi kuota jam mengajar setiap minggu sesuai ketetapan Kemendikbud.

"Seharusnya, setiap guru yang masuk dalam kategori PNS dan honorer harus memenuhi kewajiban dalam mengajar, yaitu memenuhi kuota jam mengajar setiap minggu selama 24 jam. Jika tidak memenuhi kuota tersebut, berarti kewajibannya tidak terpenuhi," jelas Kepala Disdik Majene, Abdul Hamid Haris, di Majene, Rabu.

Untuk menempuh proses tersebut, saat ini Disdik Majene melakukan pendataan dan verifikasi guru yang menerima tunjangan sertifikasi dan memantau guru yang masuk dalam kategori tidak mencukupi jam kerja selama 24 jam per minggu.

"Kami telah menugaskan seluru pengawas sekolah untuk mendata seluruh guru. Guru yang dianggap tidak memenuhi kuota jam kerja akan kami beri arahan untuk mencari sekolah dan mencari jam pelajaran lain baik di sekolah tempat mereka mengajar maupun di sekolah lain, jika hal tersebut tidak dilakukan maka tunjangannya akan kami tahan," tegasnya.

Menurut Hamid, langkah tersebut untuk memotivasi guru agar memenuhi kewajibannya, selain itu sistem mengajar juga akan lebih teratur untuk menghindari masalah kekurangan tenaga pengajar yang selama ini sering dihadapi oleh sejumlah daerah.

Sesuai data guru di Majene, saat ini terdapat sekitar 3.000 guru yang masuk dalam kategori PNS dan sebanyak 1.000 guru kategori honorer yang tersebar di seluruh sekolah tingkat Taman Kanak-kanak (TK) hingga tingkat SMA sederajat.

Dia menargetkan, proses pendataan dan verifikasi guru akan selesai akhir bulan ini dan sosialisasi akan dijalankan awal bulan Sepetember, sehingga pertengahan September 2012, Disdik mulai menerapkan penegasan tersebut kepada seluruh guru yang dianggap tidak mematuhi aturan.

"Upaya ini untuk kepentingan daerah dan pendidikan warga setempat, selain menerapkan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Untuk itu, kami berharap agar seluruh guru memahami rencana itu semua dan tidak menganggap ini sebagai sebuah beban," harap Hamid. (T.KR-AHN/F002) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024