Makassar (ANTARA News) - Sekretaris General Asean-Korea Center Amb Hae Moon Chung menyatakan, keanekaragaman budaya di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan akan menjadi magnet bagi warga Republik Korea.
"Indonesia terkenal dengan keanekaragaman suku, budaya, adat dan bahasa tradisionalnya dan itu sangat menarik di era modern seperti ini. Sedangkan di Republik Korea hanya memiliki satu budaya saja dan tidak ada keanekaragaman," ujarnya usai menutup kegiatan ASEAN Tourism HRD Program in Indonesia di Makassar, Jumat.
Ia mengatakan, kunjungan wisatawan Republik Korea pada 2011 hanya berjumlah sekitar lima juta orang dan tahun ini kemungkinan akan meningkat jauh.
Apalagi Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dan terkhusus di Makassar, Sulawesi Selatan menjadi pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia.
"Indonesia ini sangat besar dan beberapa daerah sangat potensial seperti Makassar yang menjadi pintu gerbang di KTI. Dari Indonesia bisa mengakses negara-negara tetangga lainnya yang ada di Asia Tenggara dan itu menguntungkan," katanya.
Ia menjelaskan organisasi Asean-Korea Centre merupakan program kerjasama antara Kementerian Pariwisata Indonesia dengan Korea dimana kegiatan itu bertujuuan untuk pengembangan pariwisata dan pertukaran ekonomi kreatif antara Indonesia dan korea dengan meningkatkan kesadaran.
Menurutnya, target Indonesia dalam mendatangkan wisatawan mancanagera khususnya dari Republik Korea pada 2012 ini sekitar delapan juta orang dan meningkat menjadi sembilan juta orang pada 2013.
Diungkapkannya, angka ini akan jauh meningkat jika kerjasama yang terjalin ini mampu dikembangkan apalagi Indonesia mempunyai banyak potensi yang tidak akan ada habisnya untuk dikunjungi.
Ia menyebutkan potensi pariwisata yang ada di Sulawesi Selatan meliputi keunikan budaya di Tana Toraja, keindahan Taman Nasional Bantimurung di Kabupaten Maros dengan keanekaragaman penangkaran kupu-kupu serta beberapa potensi lainnya lagi.
"Orang Korea itu belum mengetahui semua potensi yang dimiliki Indonesia khususnya di Sulsel dan jika potensi itu sudah diketahuinya maka kemungkinan wisatawan yang akan keluar negeri itu akan menjadikan Sulsel sebagai daerah pelabuhannya," ucapnya. (T.KR-MH/E001)
"Indonesia terkenal dengan keanekaragaman suku, budaya, adat dan bahasa tradisionalnya dan itu sangat menarik di era modern seperti ini. Sedangkan di Republik Korea hanya memiliki satu budaya saja dan tidak ada keanekaragaman," ujarnya usai menutup kegiatan ASEAN Tourism HRD Program in Indonesia di Makassar, Jumat.
Ia mengatakan, kunjungan wisatawan Republik Korea pada 2011 hanya berjumlah sekitar lima juta orang dan tahun ini kemungkinan akan meningkat jauh.
Apalagi Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dan terkhusus di Makassar, Sulawesi Selatan menjadi pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia.
"Indonesia ini sangat besar dan beberapa daerah sangat potensial seperti Makassar yang menjadi pintu gerbang di KTI. Dari Indonesia bisa mengakses negara-negara tetangga lainnya yang ada di Asia Tenggara dan itu menguntungkan," katanya.
Ia menjelaskan organisasi Asean-Korea Centre merupakan program kerjasama antara Kementerian Pariwisata Indonesia dengan Korea dimana kegiatan itu bertujuuan untuk pengembangan pariwisata dan pertukaran ekonomi kreatif antara Indonesia dan korea dengan meningkatkan kesadaran.
Menurutnya, target Indonesia dalam mendatangkan wisatawan mancanagera khususnya dari Republik Korea pada 2012 ini sekitar delapan juta orang dan meningkat menjadi sembilan juta orang pada 2013.
Diungkapkannya, angka ini akan jauh meningkat jika kerjasama yang terjalin ini mampu dikembangkan apalagi Indonesia mempunyai banyak potensi yang tidak akan ada habisnya untuk dikunjungi.
Ia menyebutkan potensi pariwisata yang ada di Sulawesi Selatan meliputi keunikan budaya di Tana Toraja, keindahan Taman Nasional Bantimurung di Kabupaten Maros dengan keanekaragaman penangkaran kupu-kupu serta beberapa potensi lainnya lagi.
"Orang Korea itu belum mengetahui semua potensi yang dimiliki Indonesia khususnya di Sulsel dan jika potensi itu sudah diketahuinya maka kemungkinan wisatawan yang akan keluar negeri itu akan menjadikan Sulsel sebagai daerah pelabuhannya," ucapnya. (T.KR-MH/E001)