Jakarta (ANTARA) - Bulan Agustus menjadi momen penting bagi olahraga catur Indonesia setelah tiga atlet yakni Azarya Jodi Setyaki, Dewi Ardhiani Anastasia Citra, dan Irene Kharisma Sukandar meraih prestasi gemilang.
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, Jodi menasbihkan diri menjadi seorang Grand Masters (GM) dengan tambahan rating sebanyak 30,3 poin hasil dari juara pada turnamen First Saturday di Budapest, Hungaria pada 16 Agustus lalu dengan menang meyakinkan atas pecatur Hungaria GM Aczel Gergely.
"Posisi saya sempat ketinggalan satu bidak, tapi ada kompensasi serangan, jadi saya konsentrasi pada keberhasilan serangan saja," kata Jodi yang bercerita saat berhadapan dengan GM Aczel Gergely.
"Saya sudah tekadkan dalam hati jika ingin menjadi grand master maka harus mampu mengalahkan grand master," ujar putra pertama WIM Lisa Lumongdong itu menambahkan.
Selain Jodi, dua pecatur putri Indonesia Dewi Ardhiani Anastasia Citra dan Irene Kharisma Sukandar juga menorehkan prestasi gemilang yang dapat dikatakan menjadi kado kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia.
Setelah tampil di Chess Olympiad yang bergulir di Chennai, India, 28 Juli-9 Agustus 2022, Dewi Ardhiani Anastasia Citra dikukuhkan sebagai WGM.oleh Ketua Umum PB Percasi GM Utut Adianto sekaligus Presiden FIDE Zone 3.3 yang meliputi 18 negara kawasan ASEAN dan Asia Timur pada Kongres FIDE di lokasi yang sama.
Sejak dua pekan lalu, sebenarnya Citra sudah sah mendapat gelar WGM karena tercantum di website FIDE.
Citra menjadi pecatur putri ketiga Indonesia yang mampu menyabet gelar paling bergengsi tersebut setelah Irene Kharisma Sukandar tahun 2008 dan Medina Warda Aulia tahun 2013.
Sementara kado paling hangat baru saja datang dari Abu Dhabi. IM Irene Kharisma Sukandar (2373) yang sehabis Olimpiade catur tidak langsung pulang ke Indonesia, melainkan terbang ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, untuk mengikuti Festival Catur Abu Dhabi ke-28, 17-25 Agustus 2022.
Di sana, dia memastikan meraih Norma GM keduanya setelah pada babak terakhir memaksa remis GM Leon Luke Mendonca (2571) dari India.
Dengan hasil remis tersebut Irene meraih 5 poin dari 9 babak dan ternyata angka tersebut mencukupi untuk meraih Norma GM karena dari 9 babak Irene tercatat berjumpa 7 GM dengan hasil dua kali menang, dua kali remis dan tiga kali kalah.
Dua kemenangannya didapat dari GM Jobava Baadur (2585, Georgia) dan GM Robert Hovhannisyan (2599, Armenia).
Bagi Irene ini adalah Norma GM keduanya. Norma GM pertama direbutnya saat menjadi Juara Asian Continental di Ho Chi Minh City, Vietnam tahun 2012. "Saya perlu sepuluh tahun untuk meraih norma GM kedua," kata Irene.
Ketua Umum PB Percasi GM Utut Adianto mengaku bangga dengan prestasi tiga prestasi pecatur Indonesia tersebut.
"Ini kabar gembira ketiga secara beruntun dalam bulan ini. Pelatnas yang kami laksanakan mulai berbuah satu per satu. Mari kita hantarkan anak-anak agar makin berprestasi dan mampu hidup dari prestasi caturnya," ujar GM Utut.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tiga pecatur Indonesia raih prestasi gemilang pada Agustus
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, Jodi menasbihkan diri menjadi seorang Grand Masters (GM) dengan tambahan rating sebanyak 30,3 poin hasil dari juara pada turnamen First Saturday di Budapest, Hungaria pada 16 Agustus lalu dengan menang meyakinkan atas pecatur Hungaria GM Aczel Gergely.
"Posisi saya sempat ketinggalan satu bidak, tapi ada kompensasi serangan, jadi saya konsentrasi pada keberhasilan serangan saja," kata Jodi yang bercerita saat berhadapan dengan GM Aczel Gergely.
"Saya sudah tekadkan dalam hati jika ingin menjadi grand master maka harus mampu mengalahkan grand master," ujar putra pertama WIM Lisa Lumongdong itu menambahkan.
Selain Jodi, dua pecatur putri Indonesia Dewi Ardhiani Anastasia Citra dan Irene Kharisma Sukandar juga menorehkan prestasi gemilang yang dapat dikatakan menjadi kado kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia.
Setelah tampil di Chess Olympiad yang bergulir di Chennai, India, 28 Juli-9 Agustus 2022, Dewi Ardhiani Anastasia Citra dikukuhkan sebagai WGM.oleh Ketua Umum PB Percasi GM Utut Adianto sekaligus Presiden FIDE Zone 3.3 yang meliputi 18 negara kawasan ASEAN dan Asia Timur pada Kongres FIDE di lokasi yang sama.
Sejak dua pekan lalu, sebenarnya Citra sudah sah mendapat gelar WGM karena tercantum di website FIDE.
Citra menjadi pecatur putri ketiga Indonesia yang mampu menyabet gelar paling bergengsi tersebut setelah Irene Kharisma Sukandar tahun 2008 dan Medina Warda Aulia tahun 2013.
Sementara kado paling hangat baru saja datang dari Abu Dhabi. IM Irene Kharisma Sukandar (2373) yang sehabis Olimpiade catur tidak langsung pulang ke Indonesia, melainkan terbang ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, untuk mengikuti Festival Catur Abu Dhabi ke-28, 17-25 Agustus 2022.
Di sana, dia memastikan meraih Norma GM keduanya setelah pada babak terakhir memaksa remis GM Leon Luke Mendonca (2571) dari India.
Dengan hasil remis tersebut Irene meraih 5 poin dari 9 babak dan ternyata angka tersebut mencukupi untuk meraih Norma GM karena dari 9 babak Irene tercatat berjumpa 7 GM dengan hasil dua kali menang, dua kali remis dan tiga kali kalah.
Dua kemenangannya didapat dari GM Jobava Baadur (2585, Georgia) dan GM Robert Hovhannisyan (2599, Armenia).
Bagi Irene ini adalah Norma GM keduanya. Norma GM pertama direbutnya saat menjadi Juara Asian Continental di Ho Chi Minh City, Vietnam tahun 2012. "Saya perlu sepuluh tahun untuk meraih norma GM kedua," kata Irene.
Ketua Umum PB Percasi GM Utut Adianto mengaku bangga dengan prestasi tiga prestasi pecatur Indonesia tersebut.
"Ini kabar gembira ketiga secara beruntun dalam bulan ini. Pelatnas yang kami laksanakan mulai berbuah satu per satu. Mari kita hantarkan anak-anak agar makin berprestasi dan mampu hidup dari prestasi caturnya," ujar GM Utut.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tiga pecatur Indonesia raih prestasi gemilang pada Agustus