Makassar (ANTARA News) - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Makassar masih menelusuri dan mengejar pelaku pembobolan anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Mandiri di jalan Kakatua yang diduga mengunakan bom rakitan.

"Ini murni kriminal dan pelaku mau mencari sensasi. Kami segera melakukan penyelidikan dan menelusuri serta mengejar pelaku," kata Kapolrestabes Makassar, Kombes Polisi Erwin Triwanto di Makassar, Rabu.

Ia mengatakan, aksi pembobobolan ATM tersebut dengan modus peledakan bom molotov rakitan dengan daya ledak rendah, karena berdasarkan saksi pelaku tidak menggunakan penutup wajah.

Dalam aksi yang terekam CCTV itu, bebernya, polisi telah mengidentifikasi dua orang pelaku yang saat ini dilakukan penyelidikan dan pengejaran. Dari Tempat Kejadian Pekara (TKP) polisi mengamankan butiran gotri atau agel, sumbu pemicu serta tutup botol.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 01:00 Wita dinihari dan sempat mengegerkan warga sekitar, karena ledakan terdengar hingga radius 200 meter. Seluruh kaca pecah dan plafon rusak, namun mesin ATM tersebut masih terlihat utuh. Beruntung tidak ada korban jiwa.  

Salah satu warga sekitar bernama Lois Markus (20) saat peristiwa itu terjadi mengatakan, mendengar terjadi ledakan keras di samping rumahnya yang berdekatan dengan ATM tersebut

"Saat itu saya berada di dalam kamar, lalu terdengar suara keras mirip ledakan, kemudian saya keluar rumah dan melihat ATM sudah terbakar dan kaca pecah berantakan," tuturnya.  

Pelaku diduga berjumlah dua orang, kemudian lari menggunakan kendaraan roda dua matic secara terburu-buru meninggalakan ATM.

"Waktu keluar rumah saya lihat dua orang laki-laki berboncengan menggunakan sepeda motor matic putih buru-buru pergi meninggalkan ATM setelah terjadi ledakan," bebernya.  

Sebelumnya. Kapolda Sulselbar, Irjen Pol Mudji Waluyo beserta Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Erwin Triwanto, datang ke lokasi kejadian guna meninjau lokasi kejadian. Namun pada kesempatan itu Kapolda belum bisa memberikan keterangan karena masih proses penyelidikan. (T.KR-DF/I006)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024